Disperindag dan BPS Lubuklinggau pantau harga sembako

id Diperindag lubuklinggau, bps lubuklinggau, pantau harga sembako, sembako, bahan pokok, pasar

Disperindag dan BPS Lubuklinggau pantau harga sembako

Perdagangan sembako (FOTO ANTARA)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan bersama Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, memantau perkembangan lonjakan harga bahan pokok menjelang bulan puasa dan lebaran 2016.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau, Farida Aryani, Kamis mengatakan pemantauan harga sembilam bahan pokok (Sembako) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) itu, untuk melihat lonjakan harga yang akan terjadi di pasaran.

Ia mengatakan, kalau peran Disperindag adalah mengimbau pedagang agar tak menaikan harga secara drastis, meskipun banyak harga berbagai jenis bahan pokok akan diketahui akar permasalahannya.

Sedangkan kewenangan BPS untuk membuat data apakah terjadi inflasi atau deflasi terkait perkembangan harga bahan pokok memasuki Ramadhan hingga lebaran nanti, semuanya tujuan sama yaitu agar masyarakat terjangkau membeli kebutuhan pokok.

Sementara, hasil pemantauan di beberapa pasar tradisional setempat beberapa bahan pokok harganya mulai beranjak naik, sebelumnya terjadi pada gula pasir dari Rp12 ribu naik menjadi Rp14 ribu per kilogram.

Selain itu harga minyak goreng juga terjadi kenaikan rata-rata Rp2.000 per kilogram dari biasanya yaitu menjadi Rp13.500 per kilogram, cabai merah keriting naik menjadi Rp60 ribu dari sebelumnya Rp54 ribu per kilogram.

Demikian juga harga bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan antara Rp2.000 hingga Rp5.000 per kilogram dari harga biasanya, untuk harga daging sapi saat ini naik menjadi Rp130 ribu dari sebelumnya Rp120 ribu per kg dan menjelang puasa pertama diperkirakan harga daging menembus Rp150 ribu lebih per kg.

"Kami mengimbau seluruh pedagang tidak menaikan harga terlalu tinggi agar terjangkau oleh masyarakat kecil dan menengah, karena stok bahan pokok dan sayuran sampai saat ini cukup," katanya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lubuklinggau, Aldianda Maisal mengatakan pihaknya tim pengendalian inflasi daerah terus meningkatkan intensitas pemantauan harga menjelang bulan Ramadhan dan lebaran.

Pemantauan dilakukan sepekan sekali yaitu pada hari Selasa di pasar tradisional untuk mendeteksi lonjakan harga menjelang bulan puasa dan lebaran.

Ia mengatakan, pemantauan di pasar itu terus ditingkatkan agar tidak ada lonjakan harga yang tidak diinginkan, tiga atau empat hari menjelang puasa kembali dilakukan pemantauan.

Tim BPS sepekan menjelang lebaran memantau dilakukan setiap harinya, untuk mencermati pergerakan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Simpang Periuk dan Pasar Satelit setempat dan saat ini sudah ada lonjakan harga di dua pasar tradisional tersebut.

Ia memperkirakan, inflasi kebutuhan pokok dua hingga tiga hari menjelang puasa akan lebih tinggi dan berlanjut hingga lebaran, karena tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat menyebabkan kenaikan harga, ujarnya.