Warga berharap mushalah tidak digusur

id mushalah, SDN 120 Palembang

Warga berharap mushalah tidak digusur

Mushalah Al Falah yang berada di kompleks SD Negeri 120 Palembang. (Foto Antarasumsel.com/16/Dolly Rosana)

...warga pada prinsipnya mendukung rencana pemerintah untuk membangun gedung SD...
Palembang (Antara) - Warga di lingkungn SD Negeri 120 Palembang mengharapkan rencana pembangunan gedung baru tidak menggusur mushalah yang berada halaman sekolah tersebut.

Salah seorang perwakilan warga Fahrurrozi di Palembang, Senin, mengatakan, warga pada prinsipnya mendukung rencana pemerintah untuk membangun gedung SD dua lantai tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Namun, jika memungkinkan, warga berharap tetap mempertimbangkan keberadaan mushalah yang perenovasiannya pada 2012 menggunakan dana swakelola masyarakat.

"Sudah ada komunikasi dengan kepala sekolah mengenai keinginan ini dan sudah dijanjikan akan disampaikan ke Diknas karena ini adalah wujud kepedulian masyarakat terhadap keterbatasan fasilitas sekolah. Jika diamati, tidak banyak, SD yang punya musholah," kata dia.

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 120 Palembang Meida Aritonang mengatakan bahwa pemeritah kota berencana membangun gedung baru untuk merespon tingginya minat warga setempat untuk menyekolahkan anaknya di SD tersebut.

"Setiap tahun ada sekitar 200 anak yang mendaftar sementara daya tampung hanya 150 anak. Selain itu dengan gedung baru dua lantai ini diharapkan, anak-anak tidak perlu ada yang sekolah sore sehingga pada sore hari bisa difokuskan untuk kegiatan ekstra," kata dia.

Mengenai musholah yang rencananya akan tergusur oleh pembangunan tersebut, Meida mengatakan akan mengusulkan ke pemerintah untuk dibagun di lokasi lain sebagai gantinya.

"Posisi musholah memang berada di tengah-tengah, jadi mungkin sulit untuk mensiasatinya meski saya belum melihat gambar rancangannya dari pemerintah. Jadi jika pun tidak bisa dipertahankan maka akan diusulkan untuk dipindahkan ke lokasi lain saja," kata dia.

Pemerintah berencana memperbaiki sarana dan prasarana sekolah dengan jumlah murid mencapai 769 siswa.

Menurut Meida, rencana itu dirasa tepat karena belum lama ini tembok sekolah sepanjang 35 meter roboh karena diterpa banjir.