Palembang (ANTARA Sumsel) - Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Palembang, Sumatera Selatan, hingga kini tetap solid meskipun ada belasan orang dalam dan pihak luar yang mencoba untuk melakukan mosi tidak percaya.
"Secara umum kepengurusan partai berlambang matahari terbit ini tidak ada masalah dan berjalan normal sebagaimana mestinya, persoalan ada aksi mosi tidak percaya kepada saya itu merupakan hal biasa," kata Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palembang, Yudi Farola Bram, Sabtu.
Dia menjelaskan, mosi tidak percaya kepada dirinya yang disampaikan belasan orang anggota dan pengurus tingkat kecamatan (DPC PAN) kepada pengurus DPW PAN Sumatera Selatan pada Kamis (19/3) merupakan hal biasa dalam berorganisasi dan berpolitik.
Namun yang disesalkan, beberapa hal dipersoalankan sehingga munculnya mosi tidak percaya itu merupakan sesuatu yang mengarah kepada fitnah karena tidak berdasar dan tidak ada buktinya.
Semua yang dipersoalkan seperti sejumlah kegiatan dan uang partai yang dinilai tidak jelas penggunaan merupakan sesuatu yang mengada-ada karena seluruh aktivitas dan penggunaan uang partai dibahas dalam rapat resmi.
"Saya tidak pernah melakukan kegiatan kepartaian yang tidak diketahui anggota dan pengurus, begitu pula dengan penggunaan uang partai semuanya digunakan sesuai prosedur dan melalui bendahara yang dapat dipertanggungjawabkan secara rinci per rupiahnya," ujarnya.
Melihat persoalan yang dimuat dalam mosi tidak percaya oleh sekelompok orang yang ingin memecahbelah kepengurusan PAN Kota Palembang sudah mengada-ada, untuk itu pihaknya akan mengklarifikasinya dengan pengurus wilayah sehingga permasalahan ini tidak semakin keruh.
Anggota dan pengurus kecamatan yang melakukan aksi mosi tidak percaya diminta untuk mencabut pernyataannya itu dan meminta maaf kepada dirinya secara pribadi dan pengurus DPD PAN Kota Palembang secara umum.
Jika hingga Senin (23/3) anggota dan pengurus kecamatan yang diduga ditunggangi oleh pihak luar yang sengaja mengacau keharmonisan PAN pascakongres di Bali karena dirinya loyalis Hatta Rajasa, tidak juga menunjukkan niat baiknya akan diambil beberapa tindakan tegas sesuai dengan AD/ART dan hukum yang berlaku di negara ini, kata Yudi.
