Kusaeni: media Indonesia masih abai beritakan isu ASEAN

id antara, kusaeni, masyarakat ekonomi asean, asean, abai, kurang perhatian, berita asea, isu asean

Kusaeni: media Indonesia masih abai beritakan isu ASEAN

Ilustrasi - Akhmad Kusaeni memberikan keteran Pers di Palembang seusai bertemu Gubernur Sumsel Alex Noerdin. (Foto Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

...Kurangnya perhatian media dalam memberitakan tentang AEC dan AFTA karena isu-isu terkait ASEAN dinilai kurang menarik oleh media-media di Indonesia...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Direktur Pemberitaan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Akhmad Kusaeni menilai bahwa media-media di Indonesia masih abai dalam memberitakan isu-isu yang terkait dengan ASEAN.
        
Karena itu, masyarakat Indonesia belum memiliki gambaran cukup tentang hal-hal yang akan dihadapi dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
        
"Media-media di Indonesia selama ini masih kurang perhatian untuk memberitakan isu-isu terkait ASEAN, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) dan AFTA (Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN). Padahal, ketika kedua hal itu diberlakukan tentu akan membawa perubahan besar bagi masyarakat Indonesia," kata Akhmad Kusaeni di Jakarta, Selasa.
        
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam seminar bertema "The Role of Media in Facing ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015" di Universitas Tanri Abeng.
        
Ia menyampaikan hasil survei yang dilakukan Kementerian Luar Negeri RI untuk melihat seberapa banyak warga Indonesia yang mengetahui tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC).
        
"Hasil survei menunjukkan 75 persen orang Indonesia tidak tahu akan adanya AEC pada 2015. Sementara, 81 persen warga Indonesia hanya tahu nama atau istilah ASEAN, dan 19 persen lainnya tidak pernah tahu ataupun mendengar apapun tentang ASEAN," ungkapnya.
        
Menurut dia, kurangnya perhatian media dalam memberitakan tentang AEC dan AFTA karena isu-isu terkait ASEAN dinilai kurang menarik oleh media-media di Indonesia, yang sekarang ini cenderung "menjadi industri".
        
"Padahal, isu-isu mengenai AFTA dan AEC itu sangat penting untuk mempersiapkan masyarakat kita. Namun, berita ASEAN dinilai kurang menarik perhatian, sehingga tidak bisa menarik rating maupun oplah," ujarnya.
        
Selanjutnya, ia mengatakan, faktor lain yang menyebabkan kurangnya pemberitaan mengenai AFTA dan AEC adalah karena banyak jurnalis Indonesia yang berpikir bahwa AFTA merupakan hal yang dapat berdampak buruk bagi Indonesia.
        
"Ada 'mind set' (pola pikir) bahwa AFTA hanya akan menjadikan Indonesia sebagai objek ekonomi dari negara-negara lain maka kita lari dari AFTA karena merasa tidak siap. Tetapi, apakah betul AFTA itu pasti berdampak negatif bagi Indonesia?" tukasnya.
        
Ia berpendapat masyarakat Indonesia bagaimanapun harus siap menghadapi AFTA dan AEC pada 2015 dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin dan melihat era tersebut sebagai peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspansi.
        
"Oleh karena itu, kita harus mengubah pola pikir kita. Misalnya, kita menganggap era AFTA itu sebagai kesempatan para petani Indonesia untuk ber-swasembada pangan, tidak hanya di lahan Indonesia, tetapi juga berekspansi ke lahan Kamboja," ujar Kusaeni.
        
"Informasi seperti ini lah yang perlu diberitakan oleh media-media Indonesia agar masyarakat siap untuk menghadapi AFTA, dan era AFTA bisa bermanfaat bagi Indonesia," tambahnya.