Ali Masykur optimistis menang dukungan NU

id ali masykur, yakin menang dukungan nu

Ali Masykur optimistis menang dukungan NU

Salah satu calon presiden Ali Masykur pada konvensi Partai Demokrat di Palembang, Sabu (Foto antarasumsel.com/Feny Selly/14)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Ali Masykur Musa optimistis meraih kemenangan berbekalkan dukungan pengikut Nahdatul Ulama.

"Pengikut NU di Indonesia mencapai 40 juta jiwa, ini yang membuat saya optimistis dan mau mengikuti konvensi Partai Demokrat," kata Ali di Palembang, Sabtu.

Ia mengemukakan, ketertarikan mengikuti konvensi Partai Demokrat itu dilatari oleh ajakan dari sejumlah petinggi partai tersebut.

Selain itu, pria kelahiran Tulungagung, 12 September 1962 ini juga mengamati bahwa metode yang dilakukan partai berlogo bintang ini belum pernah terjadi dalam sejarah perpolitikan Indonesia.

"Saya mungkin berbeda dengan yang lain karena saya diminta, atau bukan mencalonkan diri mengikuti konvensi. Ini menjadi suatu kehormatan tersendiri karena ada partai yang percaya atas kemampuan yang dimiliki, dengan menjadi presiden tentunya bisa berbuat lebih banyak untuk negara," ujarnya.

Selain berbekal sebagai pengikut NU, ia menilai latar belakangnya sebagai aktivis, tenaga pendidik dengan menjadi dosen selama 12 tahun, serta anggota DPR selama kurang lebih sepuluh tahun, juga akan membantu dalam pendokrak suara dalam survei penentuan pemenang mendatang.

Ali Masykur bertarung bersama 10 orang lainnya dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat yang diselenggarakan di 10 kota di Tanah Air.

Pada pelaksanaan di Palembang, pada hari pertama, Jumat (24/1) menampilkan, Dahlan Iskan, Pramono Edhie Wibowo, Irman Gusman, Ali Masykur Musa, dan Hayono Isman. Sementara, Gita Wirjawan batal tampil karena menjalankan tugas kenegaraan di luar negeri.

Sementara, pada hari kedua, Sabtu (25/1), dijadwalkan lima orang yakni Marzuki Alie, Anies Baswedan, Dino Pati Djalal, Sinyo Haris Sarundajang, dan Endrarto Sutarto.

Pada debat itu, Cak Ali, sapaan akrabnya, menyampaikan keinginannya menjadikan rakyat Indonesia makmur dan tentram dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menghindari konflik internal.

Selain itu, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa versi Gusdur ini juga memprioritaskan pemberantasan korupsi dengan memunculkan ide pembenahan sistem menyusul diberlakukannya otonomi daerah.