Apersi nilai janggal perubahan desain gedung

id apersi, nilai janggal terjadi perubahan desain gedung

Apersi nilai janggal perubahan desain gedung

Ronald M, Pimpinan proyek pembangunan gedung hotel bintang lima yang ambruk (FOTO Antarasumsel.com/Feny)

....Apersi menilai janggal atas kegiatan pembobokan bagian gedung bangunan hotel bintang lima di area Palembang Sport Convention Center, Palembang, Senin (15/5), meski pengembang berdalih merencanakan perubahan desain....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Apersi menilai janggal atas kegiatan pembobokan bagian gedung bangunan hotel bintang lima di area Palembang Sport Convention Center, Palembang, Senin (15/5), meski pengembang berdalih merencanakan perubahan desain.

"Biasanya pembuatan desain suatu bangunan dilakukan dalam proses cukup panjang seperti evaluasi teknis dan reengenering, namun menjadi janggal ketika terjadi perubahan desain setelah pembuatan kontruksi berjalan," kata Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Eddy Ganefo yang dihubungi dari Palembang, Selasa.

Menurutnya, keanehan cukup mendasar mengingat pembobokan yang membuat bangunan seakan roboh itu terjadi saat bangunan sudah melebihi tiga lantai.

Namun, untuk memastikan dugaan itu Apersi akan melakukan pengecekan ke lapangan dalam waktu dekat.

"Berdasarkan foto yang saya terima memang terlihat aneh karena bagian kolom yang dibobok atau dirobohkan itu menimpa sisi lain, jika benar direncanakan seharusnya tidak demikian," katanya.

Selain itu, Eddy juga mempertanyakan metode pembobokan yang digunakan pengembang itu mengingat secara teknik terdapat dua cara yakni pemotongan dari atas kemudian menuju bagian bawah, serta penghancuran menggunakan dinamit.

Sementara, metode dinamit sendiri, tidak digunakan di Indonesia dan hanya berlaku di luar negeri.

"Jika ingin pembobokan bagian gedung dilakukan dengan melakukan pengikisan dari bagian atas ke bawah, bukan langsung dirobohkan saja," katanya.

Ia menambahkan, pengembang dapat diberikan sanksi pidana 5 tahun kurungan berdasarkan Undang-undang kontruksi jika terbukti melakukan kelalaian dalam membuatan bangunan karena berpeluang menghilangkan nyawa.

"Bisa dibayangkan jika bangunan itu roboh saat sudah berfungsi sebagai hotel atau mall, peristiwa seperti itu terjadi pada Jembatan Kutai putus beberapa waktu lalu. Tentunya kontrator bisa dijerat," katanya.

Terkait dengan langkah yang akan diambil Apersi, ia mengatakan akan menindaklanjuti kejadian itu dengan memantau langsung ke lapangan.

"Jika terbukti menyalahi ketentuan kontruksi maka Apersi akan memberikan sanksi, sementara secara informal jelas kredibilitas dari kontraktor akan tercemar," katanya.

Sementara, Manajer Proyek Harvest Land Ronald Manurung mengatakan proyek perobohan tiga kolom bagian gedung dengan luas 300 meter persegi itu telah direncanakan sejak beberapa bulan lalu.

Perubahan desain itu harus dilakukan untuk kebutuhan membangun mall yang kurang cantik jika terdapat banyak tiang penyangga.

Hanya saja, ia tidak menyangka setelah dilakukan pembobokan menimbulkan perhatian dari masyarakat.

"Target pekerjaan kami sebenarnya sebelum malam sudah selesai, tapi meleset sehingga terpaksa dihentikan untuk meminimalisasi resiko. Ternyata, posisi sisi bangunan yang sudah roboh itu menjadi perhatian masyarakat," katanya.

Sehingga, pihaknya mengambil kebijakan menghentikan proyek itu pada hari ini untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.

"Sekarang ini kami harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan kepolisian mengingat sudah dipasang garis polisi di sekitar gedung, sementara pekerjaan yang lain masih berlangsung," katanya.

Pengembang Harvest Land membangun sejumlah bangunan di kawasan itu sejak Agustus 2011 yakni Palembang Sport And Convention Center, Palembang Ikon Mal, dan Hotel Bintang Lima Swiss Belhotel.(Doly)