Palembang (ANTARA News Sumsel) - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman (Apersi) Provinsi Sumatera Selatan meminta dukungan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk memberikan kemudahan dalam mengurus tanah dan sertifikasinya.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Junaidi Abdillah di Palembang, Kamis mengatakan persoalan lahan dan perizinan yang lambat seringkali menjadi kendala pengembang saat membangun kawasan perumahan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).
"Kami punya tugas membantu pemerintah dalam menyediakan rumah MBR. Kami juga meminta dukungan dari semua pihak, termasuk BPN, seperti di Kanwil Jawa Barat pengembang MBR diberi jalur khusus supaya mempercepat waktu pengurusan," kata dia.
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah BPN Kota Palembang Edison mengatakan pihaknya menjalankan proses perizinan dan sertifikasi tanah sesuai prosedur yang berlaku.
"Kami sudah ada SOP, sudah diatur seperti pengurusan hak tanggungan memakan waktu 7 hari," kata dia.
Ia mengatakan masalah yang seringkali terjadi dalam pengembangan perumahan adalah sengketa lahan karena pengembang biasanya membeli tanah di atas 5.000 meter persegi.
"Biasanya kalau hamparan luas seperti 5.000 meter persegi itu sering menyenggol tanah orang. Sengketa lahan ini cukup banyak terjadi di Palembang," kata dia.
Ia mengimbau pengembang yang membeli lahan di lokasi seperti Gandus dan Noerdin Pandji di Palembang juga harus teliti karena seringkali status lahannya bermasalah.
(T.D019/S025)
Berita Terkait
Museum Batik di Jakarta, ini koleksinya
Sabtu, 13 April 2024 8:01 Wib
BPN OKU distribusikan 95 persil sertifikat redistribusi tanah
Senin, 8 April 2024 16:05 Wib
Balai Karantina Sumsel menggelar operasi patuh lalu lintas hewan
Rabu, 27 Maret 2024 19:18 Wib
Badan Karantina Sumsel inspeksi instalasi eksportir ikan hias
Sabtu, 23 Maret 2024 18:10 Wib
OKU Timur termasuk daerah sukses tekan angka kemiskinan ekstrem
Jumat, 15 Maret 2024 21:25 Wib
Sebelas cara menghindari obesitas dan jaga berat badan
Kamis, 14 Maret 2024 11:37 Wib
Bulan puasa berat badan naik, ini penyebabnya
Kamis, 14 Maret 2024 10:58 Wib
Bukit Asam cetak laba bersih Rp6,1 triliun selama 2023
Jumat, 8 Maret 2024 14:56 Wib