Temanggung (ANTARA) - Fenomena puluhan monyet ekor panjang (MEP) turun ke desa-desa di bawah Gunung Sumbing, dalam beberapa hari terakhir mencari makan cukup mengejutkan warga.

Penjabat Bupati Temanggung Hery Agung Prabowo di Temanggung, Rabu, menyampaikan daerah-daerah yang mereka huni kemungkinan tidak ada makanan sehingga turun di kawasan lebih rendah untuk mencari makan.

Tetapi, katanya, sebenarnya hanya fenomena alam yang terjadi satu tahun sekali.

"Tetapi lebih detailnya nanti kami dengan beberapa Forkompimda akan cek ke sana, seperti apa. Apakah memang mereka tidak cukup mencari makan di daerah tempat asalnya atau seperti apa," katanya.


Ia meminta warga untuk tidak mengganggu aktivitas kawanan MEP tersebut.

"Kalau instruksi kepada warga untuk selalu hati-hati betul jangan mengganggu aktivitas kawanan monyet juga karena kalau mengganggu akan bermasalah juga," katanya.

Ia berharap kalau warga bisa memberi makan silakan saja.

"Selama ini belum ada laporan sama sekali, tapi tidak tahu di Pak Camat, nanti saya cek," katanya.

Data droping bibit tanaman penanganan serangan konflik MEP (monyet ekor panjang) di wilayah kabupaten Temenggung terjadi tahun 2023

Kepala Bidang Pengendalian Pencemarandan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Dwiana Novianto menyampaikan pada 2023 di kawasan atas, terutama di desa-desa di Gunung Sumbing sudah menanam tanaman buah-buahan.

Ia menyebutkan desa-desa tersebut Batursari sebanyak 950 bibit tanaman, Petarangan (850), Paponan (750), Kruwisan (750), Jambu (1.000), Losari (750}. Wonosari (1.290), Pagergunung (800), Wonotirto (1095), Banaran (750), dan Jetis (750).

"Jenis tanaman meliputi buah-buahan jambu monyet, jambu biji, jambu air, jambu kristal, salam, sirsak, alpukat, dan nangka," katanya.*



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Monyet turun ke desa di Temanggung untuk cari makan

Pewarta : Heru Suyitno
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2025