Baturaja (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mengkampanyekan gerakan stop bullying di kalangan pelajar melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah di wilayah itu.
Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni di Baturaja, Sabtu mengatakan sosialisasi dilakukan untuk mengedukasi para pelajar agar tidak melakukan perbuatan bullying atau perundungan.
Dia mengatakan upaya jemput bola tersebut menyasar para pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di wilayah itu karena usia mereka rentan terjadi tindakan bullying.
"Salah satunya dilakukan oleh Polsek Lubuk Raja melalui Bhabinkamtibmas yang mengunjungi sejumlah sekolah di kecamatan setempat," katanya.
Dalam kunjungan tersebut petugas memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga hubungan baik antarteman di lingkungan sekolah ataupun di rumah.
Menurut dia, tindakan bullying, baik secara fisik maupun verbal dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius bagi korbannya.
Dia menjelaskan berbagai bentuk bullying yang sering terjadi di kalangan remaja seperti ejekan, penyebaran rumor, pengucilan dan kekerasan fisik hingga merugikan korban.
"Bullying bukan hanya melukai fisik, tapi juga mental dan emosional bagi korbannya," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, para siswa diimbau untuk tidak melakukan tindakan bullying dan proaktif melaporkan jika mengetahui adanya tindakan perundungan di lingkungan sekitar.
"Melalui gerakan ini diharapkan agar Kabupaten OKU benar-benar bebas dari kasus bullying," ujarnya.
Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni di Baturaja, Sabtu mengatakan sosialisasi dilakukan untuk mengedukasi para pelajar agar tidak melakukan perbuatan bullying atau perundungan.
Dia mengatakan upaya jemput bola tersebut menyasar para pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di wilayah itu karena usia mereka rentan terjadi tindakan bullying.
"Salah satunya dilakukan oleh Polsek Lubuk Raja melalui Bhabinkamtibmas yang mengunjungi sejumlah sekolah di kecamatan setempat," katanya.
Dalam kunjungan tersebut petugas memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga hubungan baik antarteman di lingkungan sekolah ataupun di rumah.
Menurut dia, tindakan bullying, baik secara fisik maupun verbal dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius bagi korbannya.
Dia menjelaskan berbagai bentuk bullying yang sering terjadi di kalangan remaja seperti ejekan, penyebaran rumor, pengucilan dan kekerasan fisik hingga merugikan korban.
"Bullying bukan hanya melukai fisik, tapi juga mental dan emosional bagi korbannya," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, para siswa diimbau untuk tidak melakukan tindakan bullying dan proaktif melaporkan jika mengetahui adanya tindakan perundungan di lingkungan sekitar.
"Melalui gerakan ini diharapkan agar Kabupaten OKU benar-benar bebas dari kasus bullying," ujarnya.