Subang, Jabar (ANTARA) - Kejadian bus pembawa rombongan mengalami kecelakaan di Jalan Bandung-Ciater-Subang sering terjadi, namun kejadian kecelakaan yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana asal Depok Jawa Barat yang terjadi Sabtu (11/5/2024) kemarin mungkin yang paling vatal dengan jumlah korban 11 orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya luka.
Korban menunggal enam perempuan dan lima laki-laki.
Jalan dari kawasan puncak Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat hingga Kota Subang kondisinya terus menurun dengan kemiringan cukup signifikan. Salah satunya di lokasi kejadian kecelakaan bus pariwisata nopol AD 7524 OG terjadi di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater yang juga di lokasi menurun.
Namun kebanyakan kecelakaan terjadi di turunan atau tabrakan Emen, yang merupakan salah satu jalur tanjakan legendaris karena kerap terjadi kecelakaan di sana.
Sebagian besar kecelakaan bus di sana akibat rem blong atau rem tidak berfungsi. Kecelakaan di sana hampir setiap tahun terjadi, sebagian besar dialami bus pariwisata atau bus-bus yang jarang melintas di lokasi itu.
Kondisi turunan dan kelokan-kelokan tajam itu yang mengakibatkan jalur itu cukup memantang bagi pengemudi. Selain harus berjibaku dengan medan kelokan dan turunan mereka juga harus didukung kondisi bua yang prima.
Korban menunggal enam perempuan dan lima laki-laki.
Jalan dari kawasan puncak Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat hingga Kota Subang kondisinya terus menurun dengan kemiringan cukup signifikan. Salah satunya di lokasi kejadian kecelakaan bus pariwisata nopol AD 7524 OG terjadi di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater yang juga di lokasi menurun.
Namun kebanyakan kecelakaan terjadi di turunan atau tabrakan Emen, yang merupakan salah satu jalur tanjakan legendaris karena kerap terjadi kecelakaan di sana.
Sebagian besar kecelakaan bus di sana akibat rem blong atau rem tidak berfungsi. Kecelakaan di sana hampir setiap tahun terjadi, sebagian besar dialami bus pariwisata atau bus-bus yang jarang melintas di lokasi itu.
Kondisi turunan dan kelokan-kelokan tajam itu yang mengakibatkan jalur itu cukup memantang bagi pengemudi. Selain harus berjibaku dengan medan kelokan dan turunan mereka juga harus didukung kondisi bua yang prima.