Bangka (ANTARA) - Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan pada 2023 sektor manufaktur tertinggi dan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional, karena dikelola dengan baik.
"Alhamdulillah, sektor industri manufaktur dan pengolahan terus tumbuh di tengah melambatnya perekonomian global, perubahan iklim dan menurunnya harga komoditas ekspor," kata Agus Gumiwang Kartasasmita saat meresmikan smelter titanium di Desa Batu Rusa Bangka, Kamis.
Ia mengatakan sektor industri manufaktur dan pengolahan pada triwulan III tahun ini tumbuh sebesar 5,02 persen secara year on year atau kenaikkannya lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2023.
Sementara itu, kontribusi industri manufaktur terhadap PDRB juga tertinggi. Hasil survei BPS, kontribusi manufaktur terhadap PDRB 16,80 persen dan lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.
"Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan alhamdulillah sektor manufaktur ini bisa dikelola bersama dengan baik, sehingga pertumbuhannya terus meningkat," katanya.
Menurut dia peningkatan sektor manufaktur ini juga menjawab adanya pandangan bahwa di Indonesia sedang terjadi proses diindustrilisasi dan dengan adanya angka-angka ini menjawab bahwa pandangan tersebut salah.
"Kita tidak bisa menjawab secara sederhana dan kemudian menyimpulkan bahwa Indonesia sedang terjadi proses diindustrilisasi, karena faktanya pandangan tersebut menunjukkan sebaliknya," katanya.
Ia menyatakan sektor-sektor lainnya juga tumbuh besar, seperti tourism, jasa yang tumbuh lebih cepat berbeda pertumbuhan 20 tahun sebelumnya.
"Kalau ahli atau pengamat hanya mengambil kesimpulan dari itu dan menyatakan bahwa Indonesia sedang dalam proses diindustrilisasi dan saya kira itu sangat mudah dipatahkan. Sebagai contohnya apa yang dilakukan hari ini meresmikan smelter titanium merupakan sesuatu hal yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia melalui hilirisasi timah berjalan dengan baik," katanya.
"Alhamdulillah, sektor industri manufaktur dan pengolahan terus tumbuh di tengah melambatnya perekonomian global, perubahan iklim dan menurunnya harga komoditas ekspor," kata Agus Gumiwang Kartasasmita saat meresmikan smelter titanium di Desa Batu Rusa Bangka, Kamis.
Ia mengatakan sektor industri manufaktur dan pengolahan pada triwulan III tahun ini tumbuh sebesar 5,02 persen secara year on year atau kenaikkannya lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2023.
Sementara itu, kontribusi industri manufaktur terhadap PDRB juga tertinggi. Hasil survei BPS, kontribusi manufaktur terhadap PDRB 16,80 persen dan lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.
"Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan alhamdulillah sektor manufaktur ini bisa dikelola bersama dengan baik, sehingga pertumbuhannya terus meningkat," katanya.
Menurut dia peningkatan sektor manufaktur ini juga menjawab adanya pandangan bahwa di Indonesia sedang terjadi proses diindustrilisasi dan dengan adanya angka-angka ini menjawab bahwa pandangan tersebut salah.
"Kita tidak bisa menjawab secara sederhana dan kemudian menyimpulkan bahwa Indonesia sedang terjadi proses diindustrilisasi, karena faktanya pandangan tersebut menunjukkan sebaliknya," katanya.
Ia menyatakan sektor-sektor lainnya juga tumbuh besar, seperti tourism, jasa yang tumbuh lebih cepat berbeda pertumbuhan 20 tahun sebelumnya.
"Kalau ahli atau pengamat hanya mengambil kesimpulan dari itu dan menyatakan bahwa Indonesia sedang dalam proses diindustrilisasi dan saya kira itu sangat mudah dipatahkan. Sebagai contohnya apa yang dilakukan hari ini meresmikan smelter titanium merupakan sesuatu hal yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia melalui hilirisasi timah berjalan dengan baik," katanya.