Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin, Sumatera Selatan (sumsel) memperoleh kucuran dana Rp76 miliar untuk Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilition Project (SIMURP) untuk membangun irigasi pertanian pada 2024.
"Kucuran dana tersebut diperoleh karena kabupaten ini berhasil mempertahankan sebagai penghasil beras nomor empat nasional selama tiga tahun terakhir," kata
Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam di Pangkalan Balai, Banyuasin, Ahad.
Program SIMURP diserahkan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuasin Erwin Ibrahim akhir pekan ini.
Hani Syopiar mengatakan bantuan dana tersebut akan digunakan sebaik mungkin untuk pembangunan irigasi agar Kabupaten Banyuasin dapat meningkatkan produksi beras dan menjadi lumbung pangan pertama di Indonesia.
Menurut dia, Kabupaten Banyuasin menjadi satu-satunya daerah di Sumsel yang masuk 10 besar daerah penghasil beras terbesar di Indonesia. Bahkan menjadi satu-satunya di Pulau Sumatera dengan produksi Gabah Kering Giling (GKG) 895.260 ton dan beras 514.108 ton pada 2022.
Produksi tersebut diperoleh dari luas tanam 228.709 hektare, luas panen 177.558 hektare, dan luas baku sawah sementara berdasarkan data Kementerian ATR/BPN 194.240,13 hektare.
Selain itu Kabupaten Banyuasin telah tiga tahun berturut-turut mempertahankan peringkat ke empat kabupaten penghasil gabah terbesar di Indonesia dan 40 persen gabah Sumsel.
Program SIMURP merupakan integrasi dari empat Kementerian/Lembaga (K/L) yaitu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertanian.
Ia mengatakan pemerintah pusat menaruh harapan besar kepada Banyuasin dan daerah penghasil beras lainnya yang masuk 10 besar untuk terus meningkatkan produksi agar dapat menjaga ketahanan pangan nasional
Sementara Sekda Banyuasin Erwin Ibrahim bersyukur Pemkab Banyuasin menerima dana bantuan SIMURP untuk meningkatkan pelayanan irigasi dan penguatan akuntabilitas pengelolaan skema irigasi.
Dalam hal peningkatan pelayanan irigasi, kata dia, ada dua indikator sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan yakni area yang terfasilitasi dengan layanan irigasi/drainase baru atau direhabilitasi dan persentase intensitas pertanaman.
Penerimaan dana Program SIMURP ini, lanjutnya, merupakan salah satu indikator keberhasilan Pemkab Banyuasin di bidang pertanian.
"Kucuran dana tersebut diperoleh karena kabupaten ini berhasil mempertahankan sebagai penghasil beras nomor empat nasional selama tiga tahun terakhir," kata
Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam di Pangkalan Balai, Banyuasin, Ahad.
Program SIMURP diserahkan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuasin Erwin Ibrahim akhir pekan ini.
Hani Syopiar mengatakan bantuan dana tersebut akan digunakan sebaik mungkin untuk pembangunan irigasi agar Kabupaten Banyuasin dapat meningkatkan produksi beras dan menjadi lumbung pangan pertama di Indonesia.
Menurut dia, Kabupaten Banyuasin menjadi satu-satunya daerah di Sumsel yang masuk 10 besar daerah penghasil beras terbesar di Indonesia. Bahkan menjadi satu-satunya di Pulau Sumatera dengan produksi Gabah Kering Giling (GKG) 895.260 ton dan beras 514.108 ton pada 2022.
Produksi tersebut diperoleh dari luas tanam 228.709 hektare, luas panen 177.558 hektare, dan luas baku sawah sementara berdasarkan data Kementerian ATR/BPN 194.240,13 hektare.
Selain itu Kabupaten Banyuasin telah tiga tahun berturut-turut mempertahankan peringkat ke empat kabupaten penghasil gabah terbesar di Indonesia dan 40 persen gabah Sumsel.
Program SIMURP merupakan integrasi dari empat Kementerian/Lembaga (K/L) yaitu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertanian.
Ia mengatakan pemerintah pusat menaruh harapan besar kepada Banyuasin dan daerah penghasil beras lainnya yang masuk 10 besar untuk terus meningkatkan produksi agar dapat menjaga ketahanan pangan nasional
Sementara Sekda Banyuasin Erwin Ibrahim bersyukur Pemkab Banyuasin menerima dana bantuan SIMURP untuk meningkatkan pelayanan irigasi dan penguatan akuntabilitas pengelolaan skema irigasi.
Dalam hal peningkatan pelayanan irigasi, kata dia, ada dua indikator sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan yakni area yang terfasilitasi dengan layanan irigasi/drainase baru atau direhabilitasi dan persentase intensitas pertanaman.
Penerimaan dana Program SIMURP ini, lanjutnya, merupakan salah satu indikator keberhasilan Pemkab Banyuasin di bidang pertanian.