Palembang (ANTARA) - Hujan yang diminta warga Kota Palembang, Sumatera Selatan melalui shalat minta turun hujan (istisqa) di tengah musim kemarau 2023 yang dipengaruhi El Nino, akhirnya turun juga pada Ahad sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Salah seorang warga di Kawasan Jalan Maskarebet, Kompleks Perumahan Villa Gardena II KM 10 Palembang, Rosita menyambut suka cita dan mengucapkan Alhamdulillah atas diturunkan-Nya hujan yang cukup deras/lebat itu.

"Alhamdulillah hujan turun sore hari ini, kemarau tanpa hujan satu bulan terakhir mengakibatkan cuaca panas berdebu dan beberapa kabupaten di perbatasan Palembang mengalami kekeringan serta banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang asapnya mencemari udara di Ibu kota Sumsel itu," ujar Rosita.

Untuk meminta hujan, dia bersama warga sekitar dan berbagai instansi pemerintah di Kota Palembang pada Jumat (15/9) melakukan salat istisqa.

Dengan niat yang tulus dan sungguh-sungguh, permintaan turun hujan melalui shalat istisqa yang dilakukan berbagai pihak dan lapisan masyarakat Palembang serta daerah lainnya, tidak perlu menunggu lama doa dalam shalat itu diijabah Allah SWT.

Hujan yang membasahi Bumi Sriwijaya ini membuat cuaca menjadi sejuk, udara yang dipenuhi polusi asap dan abu karhutla terasa lebih sejuk segar, udara terlihat bertambah bersih.

"Hujan yang diturunkan Allah SWT hari ini akan selalu dimintakan setiap doa shalat lima waktu, dengan sering turun hujan diharapkan tidak ada lagi masalah kabut asap dan karhutla di daerah ini," kata warga.

Sebelumnya Polda Sumsel menggelar shalat istisqa atau shalat meminta turun hujan kepada Allah SWT untuk mengatasi masalah kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau 2023 ini yang cukup parah karena pengaruh El Nino.

Shalat istisqa digelar di lapangan upacara depan Gedung Utama Presisi Mapolda Sumsel, Palembang, Jumat (15/9), diikuti personel Polda dan masyarakat sekitar dengan imam H Bagus Setiawan LC M.E.

Imam H Bagus dalam khutbahnya seusai shalat istisqa mengajak umat Islam untuk segera bertaubat.

Kemudian senantiasa mengintrospeksi diri, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya.

"Dalam kondisi kemarau sekarang ini, kita berdoa meminta kepada Allah SWT segera diturunkan hujan agar masalah kekeringan dan karhutla dapat diatasi, serta disuburkan segala tumbuhan," ujar ustadz tersebut.

Sementara Kepala Biro SDM Polda Sumsel Kombes Pol Sudrajad Hariwibowo usai memimpin kegiatan shalat istisqa mengatakan, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat ikut serta dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang akhir-akhir ini cukup parah.

"Kita tidak dapat bekerja sendiri dalam menanggulangi dan meminimalkan karhutla. Permasalahan yang terjadi di wilayah kita sekarang ini perlu perhatian bersama. Peran serta pemerintah daerah, para ulama dan stakeholder lain serta seluruh komponen masyarakat sangat membantu," ujarnya.

Selain melakukan shalat istisqa, untuk meminimalkan dan mencegah karhutla serta menjaga kamtibmas di Sumsel tetap kondusif, pihaknya menggelar 'Operasi Stop Karhutla'.

Dalam operasi tersebut, diturunkan 325 personel BKO Polda Sumsel untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan karhutla di tiga wilayah yang cukup rentan terjadi kebakaran, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba) dan Kabupaten Musirawas (Mura).

"Melalui berbagai upaya tersebut, atas dukungan berbagai pihak dan semua lapisan masyarakat, kami berusaha seoptimal mungkin mengatasi permasalahan karhutla di Sumsel," ujar Kombes Pol Sudrajad.

Pewarta : Yudi Abdullah
Editor : Syarif Abdullah
Copyright © ANTARA 2024