Warga OKU Timur shalat Istisqa meminta turun hujan

id Sholat Istisqa, musim kemarau, kekeringan panjang, peristiwa karhutla, Bupati OKU Timur

Warga OKU Timur shalat Istisqa meminta turun hujan

Pemkab OKU Timur bersama masyarakat setempat melaksanakan sholat Istisqa meminta turun hujan, Minggu. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Ribuan warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan mengikuti shalat Istisqa yang digelar pemerintah daerah setempat untuk meminta turun hujan setelah beberapa bulan dilanda kekeringan.

"Shalat Istisqa ini merupakan salah satu Ikhtiar kita untuk memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan," kata Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah di Martapura, Minggu.

Menurut Bupati, dampak kemarau panjang sangat dirasakan oleh masyarakat di mana banyak lahan pertanian yang mengalami kekeringan.

"Ditambah lagi akibat kemarau banyak lahan pertanian yang terbakar hingga menimbulkan karhutla," katanya.

Oleh sebab itu, shalat sunnah dua rakaat yang digelar di Halaman Masjid Agung Sabilul Muttaqin Martapura, Kabupaten OKU Timur tersebut dilaksanakan dalam rangka memohon rahmat dari Allah SWT agar dijauhkan dari bencana kekeringan. Para umat Muslim disarankan untuk melaksanakan shalat Istisqa karena hukumnya sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan saat terjadi kekeringan sebagai salah satu bentuk ikhtiar yang ditujukan kepada Allah SWT.
 

"Semoga setelah dilaksanakannya shalat Istisqa ini Kabupaten OKU Timur akan turun hujan sehingga dapat mengatasi kekeringan, terutama menghentikan bencana karhutla," harapnya.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD OKU Timur Dewa Made Sutha sebelumnya menerangkan bahwa selama dua pekan terakhir tercatat sebanyak 11 titik api karhutla yang menghanguskan 30 hektare mulai dari lahan pertanian, gambut hingga kebun rakyat di wilayah itu.

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut sebagian besar terjadi di daerah rawan karhutla seperti Kecamatan Semendawai Barat, Martapura, Bunga Mayang dan Jayapura.

Meskipun demikian, kata dia, peristiwa karhutla di Kabupaten OKU Timur tidak sampai menimbulkan bencana kabut asap karena cepat ditanggulangi oleh Tim Satgas Karhutla di wilayah itu.

Satgas Karhutla tersebut melibatkan stakeholder terkait seperti TNI, Polri, sejumlah pihak perusahaan perkebunan dan masyarakat yang berjibaku memadamkan api.

Untuk menekan angka kasus karhutla di OKU Timur, lanjut dia, saat ini pihaknya menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang larangan membuka lahan pertanian dengan cara dibakar.

Masyarakat pun diminta lebih bijak dan berhati-hati dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, apalagi di lahan kering yang mudah terbakar.