Palembang, Sumsel (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,04 persen pada periode Agustus 2023.

Kepala BPS Provinsi Sumatra Selatan Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Sumsel, Jumat, mengatakan deflasi itu berasal dari gabungan dua kota yaitu Kota Palembang dan Kota Lubuk Linggau.

"Kota Palembang menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen, begitu juga Kota Lubuk Linggau mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Namun nilai deflasi Sumsel secara bulanan lebih tinggi jika dibandingkan deflasi nasional yaitu sebesar 0,02 persen," katanya.

Ia menjelaskan kelompok pengeluaran tertinggi penyumbang deflasi Sumsel datang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,60 persen dan andil 0,19 persen.
Sedangkan, komoditas utama yang menarik deflasi adalah bawang merah yang mengalami perubahan harga 20,33 persen dengan andil deflasi sebesar 0,102 persen.

"Stok bawang merah yang berlebih dan panen yang terjadi serentak di sejumlah kabupaten atau kota sentra produksi bawang nasional yang menyebabkan harga bawang merah di tingkat petani," jelasnya.

Namun, Wahyu mengatakan secara tahunan (year on year/yoy) Sumsel mengalami inflasi sebesar 3,19 persen, yang disebabkan adanya kenaikan beberapa kelompok pengeluaran yaitu, transportasi yang mengalami inflasi sebesar 11,59 persen dengan andil inflasi 1,23 persen.

"Lalu, disusul dengan kelompok pendidikan sebesar 5,48 persen dengan andil 0,29 persen, dan kelompok perawatan pribadi yang mengalami inflasi 3,87 persen dengan andil 0,24 persen," kata dia.

Pewarta : Ahmad Rafli Baiduri
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024