Kupang (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang melaporkan bahwa selama sepekan terakhir terdapat 10 ekor mamalia jenis paus yang terdampar di sejumlah wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur.
Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi kepada ANTARA di Kupang, Kamis mengatakan, sebanyak 10 ekor mamalia paus itu terdampar di tiga lokasi berbeda di provinsi berbasis kepulauan tersebut.
“Jadi, mamalia itu terdampar tidak di satu tempat, tetapi tersebar di tiga wilayah berbeda,” katanya terkait informasi terdamparnya mamalia Paus di wilayah perairan NTT dengan jenis yang berbeda-beda.
Untuk yang terdampar di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) masing-masing satu ekor paus jenis Paus Sperma masih dalam keadaan hidup kemudian dilepaskan ke tengah laut oleh nelayan dan petugas BKKPN dan dinas terkait.
Sementara itu, sisanya, yakni berjumlah delapan ekor terdampar di kabupaten Sabu Raijua dengan jenis paus yang terdampar adalah jenis paus Kepala Melon atau Melon Headed Whale (Peponocephala electra).
Dari delapan ekor tersebut, dua ekor ditemukan warga dalam keadaan sudah mati dan membusuk, sementara enam lainnya dalam keadaan hidup lalu dilepaskan kembali perairan dalam ke laut.
Imam menjelaskan, banyaknya Mamalia Paus terdampar di wilayah pesisir NTT khususnya di Pulau Timor, karena perairan utara Pulau Timor merupakan salah satu habitat dan koridor migrasi dari mamalia laut.
BKKPN sendiri, lanjut Imam, selama ini selalu melakukan survei penyebaran Mamalia Paus di wilayah perairan NTT dan hasil survei penyebaran dan kemunculan mamalia laut diketahui bahwa penyebarannya berhenti di utara Pulau Timor tergolong dalam kategori koridor tinggi.
“Survei menunjukkan bahwa penyebaran berhentinya paus di perairan utara pulau Timor memang cukup tinggi,” tambah dia.
Penyebabnya, lanjut Imam, karena frekuensi kemunculan dan keragamannya cukup tinggi. Oleh karena itu, tidak heran jika di Wilayah ini sering terjadi fenomena mamalia laut terdampar seperti paus Sperma Kerdil dan paus Kepala Melon.
Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi kepada ANTARA di Kupang, Kamis mengatakan, sebanyak 10 ekor mamalia paus itu terdampar di tiga lokasi berbeda di provinsi berbasis kepulauan tersebut.
“Jadi, mamalia itu terdampar tidak di satu tempat, tetapi tersebar di tiga wilayah berbeda,” katanya terkait informasi terdamparnya mamalia Paus di wilayah perairan NTT dengan jenis yang berbeda-beda.
Untuk yang terdampar di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) masing-masing satu ekor paus jenis Paus Sperma masih dalam keadaan hidup kemudian dilepaskan ke tengah laut oleh nelayan dan petugas BKKPN dan dinas terkait.
Sementara itu, sisanya, yakni berjumlah delapan ekor terdampar di kabupaten Sabu Raijua dengan jenis paus yang terdampar adalah jenis paus Kepala Melon atau Melon Headed Whale (Peponocephala electra).
Dari delapan ekor tersebut, dua ekor ditemukan warga dalam keadaan sudah mati dan membusuk, sementara enam lainnya dalam keadaan hidup lalu dilepaskan kembali perairan dalam ke laut.
Imam menjelaskan, banyaknya Mamalia Paus terdampar di wilayah pesisir NTT khususnya di Pulau Timor, karena perairan utara Pulau Timor merupakan salah satu habitat dan koridor migrasi dari mamalia laut.
BKKPN sendiri, lanjut Imam, selama ini selalu melakukan survei penyebaran Mamalia Paus di wilayah perairan NTT dan hasil survei penyebaran dan kemunculan mamalia laut diketahui bahwa penyebarannya berhenti di utara Pulau Timor tergolong dalam kategori koridor tinggi.
“Survei menunjukkan bahwa penyebaran berhentinya paus di perairan utara pulau Timor memang cukup tinggi,” tambah dia.
Penyebabnya, lanjut Imam, karena frekuensi kemunculan dan keragamannya cukup tinggi. Oleh karena itu, tidak heran jika di Wilayah ini sering terjadi fenomena mamalia laut terdampar seperti paus Sperma Kerdil dan paus Kepala Melon.