Jakarta (ANTARA) - Sutradara Sam Mendes kembali dengan film drama terbarunya berjudul "Empire of Light", yang akan tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto (TIFF) pada September ini, serta BFI London Film Festival pada Oktober sebelum dirilis di bioskop pada 9 Desember.
Dikutip dari laman web resmi TIFF, Kamis, "Empire of Light", yang dibintangi oleh Olivia Colman dan Michael Ward, mengambil kisah menyentuh tentang hubungan manusia dan keajaiban sinema.
Baca juga: Film "Aquaman 2" dan sekuel "Shazam!" mundur tayang
Kisah mengambil latar di Empire, sebuah bioskop di Inggris yang dibingkai oleh lampu-lampu terang dan tenda yang indah, dengan anggun mengundang semua orang ke kursi beludru merahnya.
Hilary (Olivia Colman) membuka teater setiap pagi dan mengawasi stand konsesi yang penuh. Sementara itu, manajernya (Colin Firth) memanggilnya ke kantornya dari waktu ke waktu untuk mendapatkan bantuan "terlarang".
Baca juga: Film "Thor: Love and Thunder", "Pinocchio" meriahkan Disney+ Hotstar Day
Lalu, ada Stephen (Micheal Ward) yang tiba sebagai karyawan baru di bioskop tersebut. Keduanya membentuk koneksi yang cepat, terlepas dari Hilary yang menyembunyikan masa lalunya yang bermasalah dan berjuang untuk mengelola kesehatan mentalnya, serta Stephen, seorang pemuda kulit hitam, bergulat dengan rasisme yang merajalela di Inggris tahun 1980-an.
Baca juga: Rekomendasi film bangkitkan rasa nasionalisme di momen HUT ke-77 Indonesia
Keduanya terluka oleh agresi di luar kendali mereka, mereka menemukan pelarian dan pelabuhan yang aman satu sama lain — tetapi hubungan mereka, seperti bioskop Empire itu sendiri, tidak dapat bertahan selamanya, dan pasangan itu harus menghadapi kenyataan masa depan mereka yang berbeda.
"Empire of Light" menjadi ajang reuni Mendes dan sinematografer Roger Deakins sejak "1917" (2019). Film ini ditulis dan diproduseri oleh Mendes.
Dikutip dari laman web resmi TIFF, Kamis, "Empire of Light", yang dibintangi oleh Olivia Colman dan Michael Ward, mengambil kisah menyentuh tentang hubungan manusia dan keajaiban sinema.
Baca juga: Film "Aquaman 2" dan sekuel "Shazam!" mundur tayang
Kisah mengambil latar di Empire, sebuah bioskop di Inggris yang dibingkai oleh lampu-lampu terang dan tenda yang indah, dengan anggun mengundang semua orang ke kursi beludru merahnya.
Hilary (Olivia Colman) membuka teater setiap pagi dan mengawasi stand konsesi yang penuh. Sementara itu, manajernya (Colin Firth) memanggilnya ke kantornya dari waktu ke waktu untuk mendapatkan bantuan "terlarang".
Baca juga: Film "Thor: Love and Thunder", "Pinocchio" meriahkan Disney+ Hotstar Day
Lalu, ada Stephen (Micheal Ward) yang tiba sebagai karyawan baru di bioskop tersebut. Keduanya membentuk koneksi yang cepat, terlepas dari Hilary yang menyembunyikan masa lalunya yang bermasalah dan berjuang untuk mengelola kesehatan mentalnya, serta Stephen, seorang pemuda kulit hitam, bergulat dengan rasisme yang merajalela di Inggris tahun 1980-an.
Baca juga: Rekomendasi film bangkitkan rasa nasionalisme di momen HUT ke-77 Indonesia
Keduanya terluka oleh agresi di luar kendali mereka, mereka menemukan pelarian dan pelabuhan yang aman satu sama lain — tetapi hubungan mereka, seperti bioskop Empire itu sendiri, tidak dapat bertahan selamanya, dan pasangan itu harus menghadapi kenyataan masa depan mereka yang berbeda.
"Empire of Light" menjadi ajang reuni Mendes dan sinematografer Roger Deakins sejak "1917" (2019). Film ini ditulis dan diproduseri oleh Mendes.