Purwokerto (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengapresiasi wacana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akan mengucurkan dana hibah sebesar Rp2,4 triliun bagi sektor pariwisata di Tanah Air.
"Rencana Kemenparekraf memberikan bantuan Insentif, hibah dan bantuan sosal sejumlah Rp2,4 triliun rupiah bagi sektor pariwisata di tanah air perlu disambut positif," katanya di Purwokerto, Banyumas, Minggu.
Dia mengatakan bantuan tersebut tentu sangat ditunggu dan diharapkan oleh para pelaku usaha pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Secara psikologis, bantuan itu dapat dipandang sebagai bentuk empati Kemenparekraf dan diharapkan dapat mempertahankan semangat pelaku usaha pariwisata. Sedangkan secara ekonomis, bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyambung hidup sementara waktu," katanya.
Meski demikian, kata dia, sebelum bantuan itu digulirkan perlu dilakukan identifikasi dan verifikasi pelaku usaha pariwisata di sektor pariwisata mana saja yang paling layak mendapat bantuan. "Tentu saja berdasarkan sektor usaha dan jasa pariwisata yang paling terdampak pandemi," katanya.
Dia mencontohkan, sektor usaha dan jasa pariwisata yang paling terdampak pandemi antara lain yang pertama adalah sektor akomodasi.
"Selain pengelola, pekerja pariwisata di sektor akomodasi, seperti hotel dan tempat penginapan sangat membutuhkan bantuan mengingat angka hunian hotel yang sangat rendah," katanya.
Kedua, kata dia, adalah sektor transportasi yang meliputi pekerja angkutan wisata yang ikut terdampak.
Baca juga: Kemenparekraf perkuat desa wisata di Indonesia
Baca juga: Kemenparekraf akan mensertifikasi 60 desa wisata 2021
"Berikutnya, yang ketiga, adalah sektor jasa dan pelayanan wisata yaitu 'tour leader', 'tour operator' serta pemandu wisata," katanya.
Keempat, kata dia, adalah sektor kuliner yang bersentuhan dengan pariwisata, baik pekerja restoran, cafe, maupun warung makan di sekitar objek wisata.Kelima, sektor industri kecil, UMKM dan industri kreatif yang menopang pariwisata.
"Sektor ini meliputi perajin, pedagang cindera mata, serta pekerja seni yang selama ini berkutat dalam usaha pariwisata," katanya.
Baca juga: Peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia lampaui target
Sementara yang keenam, tambah dia, adalah para pekerja di sektor objek dan juga daya tarik wisata.
"Namun yang perlu dicatat, bahwa semua bentuk bantuan itu tentu betsifat sementara. Para pelaku usaha pariwisata tetap berharap terhadap kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, upaya pemerintah untuk nenurunkan kasus positif COVID-19 secara signifikan sangat dinantikan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, wisatawan lokal maupun mancanegara akan mulai dapat melakukan perjalanan wisata di tanah air dan industri pariwisata segera pulih kembali.
Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara total akan mengucurkan dana hibah sebesar Rp2,4 triliun bagi sektor parisata di Tanah Air.
"Target sementara hasil diskusi dengan Kementerian Keuangan, kita akan mengutilisasi dana yang teralokasi sebesar Rp2,4 triliun dan harapannya ini bisa tereksekusi," kata dia.
Baca juga: Menparekraf: Desa wisata bisa jadi lokomotif kebangkitan ekonomi
"Rencana Kemenparekraf memberikan bantuan Insentif, hibah dan bantuan sosal sejumlah Rp2,4 triliun rupiah bagi sektor pariwisata di tanah air perlu disambut positif," katanya di Purwokerto, Banyumas, Minggu.
Dia mengatakan bantuan tersebut tentu sangat ditunggu dan diharapkan oleh para pelaku usaha pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Secara psikologis, bantuan itu dapat dipandang sebagai bentuk empati Kemenparekraf dan diharapkan dapat mempertahankan semangat pelaku usaha pariwisata. Sedangkan secara ekonomis, bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyambung hidup sementara waktu," katanya.
Meski demikian, kata dia, sebelum bantuan itu digulirkan perlu dilakukan identifikasi dan verifikasi pelaku usaha pariwisata di sektor pariwisata mana saja yang paling layak mendapat bantuan. "Tentu saja berdasarkan sektor usaha dan jasa pariwisata yang paling terdampak pandemi," katanya.
Dia mencontohkan, sektor usaha dan jasa pariwisata yang paling terdampak pandemi antara lain yang pertama adalah sektor akomodasi.
"Selain pengelola, pekerja pariwisata di sektor akomodasi, seperti hotel dan tempat penginapan sangat membutuhkan bantuan mengingat angka hunian hotel yang sangat rendah," katanya.
Kedua, kata dia, adalah sektor transportasi yang meliputi pekerja angkutan wisata yang ikut terdampak.
Baca juga: Kemenparekraf perkuat desa wisata di Indonesia
Baca juga: Kemenparekraf akan mensertifikasi 60 desa wisata 2021
"Berikutnya, yang ketiga, adalah sektor jasa dan pelayanan wisata yaitu 'tour leader', 'tour operator' serta pemandu wisata," katanya.
Keempat, kata dia, adalah sektor kuliner yang bersentuhan dengan pariwisata, baik pekerja restoran, cafe, maupun warung makan di sekitar objek wisata.Kelima, sektor industri kecil, UMKM dan industri kreatif yang menopang pariwisata.
"Sektor ini meliputi perajin, pedagang cindera mata, serta pekerja seni yang selama ini berkutat dalam usaha pariwisata," katanya.
Baca juga: Peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia lampaui target
Sementara yang keenam, tambah dia, adalah para pekerja di sektor objek dan juga daya tarik wisata.
"Namun yang perlu dicatat, bahwa semua bentuk bantuan itu tentu betsifat sementara. Para pelaku usaha pariwisata tetap berharap terhadap kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, upaya pemerintah untuk nenurunkan kasus positif COVID-19 secara signifikan sangat dinantikan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, wisatawan lokal maupun mancanegara akan mulai dapat melakukan perjalanan wisata di tanah air dan industri pariwisata segera pulih kembali.
Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara total akan mengucurkan dana hibah sebesar Rp2,4 triliun bagi sektor parisata di Tanah Air.
"Target sementara hasil diskusi dengan Kementerian Keuangan, kita akan mengutilisasi dana yang teralokasi sebesar Rp2,4 triliun dan harapannya ini bisa tereksekusi," kata dia.
Baca juga: Menparekraf: Desa wisata bisa jadi lokomotif kebangkitan ekonomi