Jakarta (ANTARA) - Hasil survei yang dilakukan oleh Y-Publica menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mencapai 80,2 persen.
"Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi menembus 80 persen, atau mencapai posisi tertinggi dalam setahun terakhir," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Setelah sempat turun pada survei bulan Juli 2020, kepuasan publik terhadap Jokowi terus bergerak naik.
Sebaliknya, publik yang merasa tidak puas terus berkurang, kini hanya sebanyak 17,0 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 2,8 persen.
Menurut Rudi, tingginya kepuasan publik tidak bisa dilepaskan dari berbagai jurus yang diambil Presiden Jokowi, khususnya dalam menangani pandemi COVID-19 dan dampak ekonomi yang timbul.
Kurva kasus COVID-19 telah mencapai puncak dan bergerak turun sejak Februari 2021. Penurunan tersebut terjadi di tengah bayang-bayang gelombang kedua yang melanda India dan lonjakan kasus di negara-negara kawasan.
Indonesia juga relatif memimpin dalam upaya vaksinasi dibandingkan negara jiran di ASEAN. Hubungan diplomasi yang terjalin baik dengan negara-negara produsen vaksin membuat pemerintah lebih awal mendatangkan stok vaksin ke dalam negeri.
Sementara itu, kata Rudi, pertumbuhan ekonomi terus bergerak naik meskipun masih berada dalam zona negatif. Sejak pandemi COVID-19 melanda, ekonomi anjlok dan Indonesia masuk ke jurang resesi.
"Kini pelan-pelan Indonesia telah bangkit dengan pertumbuhan Kuartal I 2021 sebesar -0,74 persen," ujarnya.
Di sisi lain, Rudi menambahkan, ancaman gelombang kedua COVID-19 tidak dapat diremehkan. Lebih-lebih dengan munculnya varian virus yang lebih berbahaya seperti dari India.
"Pemerintah diharapkan tidak kendor, termasuk upaya larangan mudik baru-baru ini," kata Rudi.
Demikian pula, dengan upaya pemulihan ekonomi yang masih dibayang-bayangi pandemi.
"Di tengah optimisme dalam sejumlah proyeksi ekonomi 2021, publik masih mempertanyakan target tinggi pertumbuhan 7—8 persen pada Kuartal II 2021," ucapnya.
Survei Y-Publica dilakukan pada tanggal 1—10 Mei 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi menembus 80 persen, atau mencapai posisi tertinggi dalam setahun terakhir," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Setelah sempat turun pada survei bulan Juli 2020, kepuasan publik terhadap Jokowi terus bergerak naik.
Sebaliknya, publik yang merasa tidak puas terus berkurang, kini hanya sebanyak 17,0 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 2,8 persen.
Menurut Rudi, tingginya kepuasan publik tidak bisa dilepaskan dari berbagai jurus yang diambil Presiden Jokowi, khususnya dalam menangani pandemi COVID-19 dan dampak ekonomi yang timbul.
Kurva kasus COVID-19 telah mencapai puncak dan bergerak turun sejak Februari 2021. Penurunan tersebut terjadi di tengah bayang-bayang gelombang kedua yang melanda India dan lonjakan kasus di negara-negara kawasan.
Indonesia juga relatif memimpin dalam upaya vaksinasi dibandingkan negara jiran di ASEAN. Hubungan diplomasi yang terjalin baik dengan negara-negara produsen vaksin membuat pemerintah lebih awal mendatangkan stok vaksin ke dalam negeri.
Sementara itu, kata Rudi, pertumbuhan ekonomi terus bergerak naik meskipun masih berada dalam zona negatif. Sejak pandemi COVID-19 melanda, ekonomi anjlok dan Indonesia masuk ke jurang resesi.
"Kini pelan-pelan Indonesia telah bangkit dengan pertumbuhan Kuartal I 2021 sebesar -0,74 persen," ujarnya.
Di sisi lain, Rudi menambahkan, ancaman gelombang kedua COVID-19 tidak dapat diremehkan. Lebih-lebih dengan munculnya varian virus yang lebih berbahaya seperti dari India.
"Pemerintah diharapkan tidak kendor, termasuk upaya larangan mudik baru-baru ini," kata Rudi.
Demikian pula, dengan upaya pemulihan ekonomi yang masih dibayang-bayangi pandemi.
"Di tengah optimisme dalam sejumlah proyeksi ekonomi 2021, publik masih mempertanyakan target tinggi pertumbuhan 7—8 persen pada Kuartal II 2021," ucapnya.
Survei Y-Publica dilakukan pada tanggal 1—10 Mei 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.