Palembang (ANTARA) - Delapan dari 13 kabupaten di Sumatera Selatan telah menerbitkan surat keputusan siaga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2021 untuk mengoptimalkan upaya penanganan bencana tahunan ini.
Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Elbaroma, di Palembang, Rabu, mengatakan delapan kabupaten tersebut adalah Ogan Komering Ilir, Musi Banyausin, Musi Rawas Utara, Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, OKU Timur, dan Penukal Abab Lematang Ilir ( PALI).
"Satgas masing-masing wilayah mulai membuka posko siaga," ujarnya.
Baca juga: Satgas Karhutla Sumsel tingkatkan kegiatan patroli darat dan udara
Delapan kabupaten tersebut masuk 10 daerah rawan karhutla di Sumsel, sehingga masing-masing kabupaten itu memberlakukan status siaga dengan masa periode waktu berbeda.
Kabupaten OKI memberlakukan masa siaga 8 Maret-31 Desember 2021, Ogan Ilir 1 Maret-30 November 2021, OKU 20 April-30 November 2021, PALI 8 Maret-30 November 2021, Musi Banyuasin 15 Maret-30 November 2021.
Selanjutnya, Banyuasin 5 April-Juni 2021, OKU Timur 18 Maret-30 November 2021, Muratara 3 Maret-30 November 2021, dan dua daerah rawan lainnya yakni Musi Rawas dan Muara Enim belum menerbitkan SK siaga karhutla.
Sebelumnya, Pemprov Sumsel lebih dulu menyatakan siaga karhutla dengan periode masa siaga 9 Maret-30 November 2021.
Baca juga: Perusahaan asal Jepang kembangkan cairan pengendali karhutla
"Posko di tingkat provinsi sudah disiapkan," kata dia.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten Palembang Nandang Pangaribowo menambahkan, beberapa wilayah di Sumsel terpantau sudah mengalami curah hujan minim sehingga mulai mengalami kekeringan.
"Wilayah tersebut Kabupaten OKI bagian barat, sebagian Banyuasin, dan sebagian OKU," kata Nandang.
Baca juga: Perusahaan HTI di Sumsel siagakan regu pemadam antisipasi kebakaran hutan dan lahan
Ketiga daerah itu memang menjadi wilayah awal masuknya musim kemarau sesuai pergerakan Angin Munson Australia yang membawa angin kering dan masuk ke Sumsel dari arah timur.
Pihaknya memprediksi dalam 20 hari ke depan musim kemarau mulai melanda Bumi Sriwijaya, sehingga masyarakat dan pengelola lahan perkebunan di Sumsel harus waspada terhadap munculnya titik api.
"Musim kemarau 2021 akan lebih kering dibanding musim kemarau 2020," katanya.
Baca juga: PT Rimba Hutani Mas bantu petani buka lahan tanpa bakar
Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Elbaroma, di Palembang, Rabu, mengatakan delapan kabupaten tersebut adalah Ogan Komering Ilir, Musi Banyausin, Musi Rawas Utara, Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, OKU Timur, dan Penukal Abab Lematang Ilir ( PALI).
"Satgas masing-masing wilayah mulai membuka posko siaga," ujarnya.
Baca juga: Satgas Karhutla Sumsel tingkatkan kegiatan patroli darat dan udara
Delapan kabupaten tersebut masuk 10 daerah rawan karhutla di Sumsel, sehingga masing-masing kabupaten itu memberlakukan status siaga dengan masa periode waktu berbeda.
Kabupaten OKI memberlakukan masa siaga 8 Maret-31 Desember 2021, Ogan Ilir 1 Maret-30 November 2021, OKU 20 April-30 November 2021, PALI 8 Maret-30 November 2021, Musi Banyuasin 15 Maret-30 November 2021.
Selanjutnya, Banyuasin 5 April-Juni 2021, OKU Timur 18 Maret-30 November 2021, Muratara 3 Maret-30 November 2021, dan dua daerah rawan lainnya yakni Musi Rawas dan Muara Enim belum menerbitkan SK siaga karhutla.
Sebelumnya, Pemprov Sumsel lebih dulu menyatakan siaga karhutla dengan periode masa siaga 9 Maret-30 November 2021.
Baca juga: Perusahaan asal Jepang kembangkan cairan pengendali karhutla
"Posko di tingkat provinsi sudah disiapkan," kata dia.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten Palembang Nandang Pangaribowo menambahkan, beberapa wilayah di Sumsel terpantau sudah mengalami curah hujan minim sehingga mulai mengalami kekeringan.
"Wilayah tersebut Kabupaten OKI bagian barat, sebagian Banyuasin, dan sebagian OKU," kata Nandang.
Baca juga: Perusahaan HTI di Sumsel siagakan regu pemadam antisipasi kebakaran hutan dan lahan
Ketiga daerah itu memang menjadi wilayah awal masuknya musim kemarau sesuai pergerakan Angin Munson Australia yang membawa angin kering dan masuk ke Sumsel dari arah timur.
Pihaknya memprediksi dalam 20 hari ke depan musim kemarau mulai melanda Bumi Sriwijaya, sehingga masyarakat dan pengelola lahan perkebunan di Sumsel harus waspada terhadap munculnya titik api.
"Musim kemarau 2021 akan lebih kering dibanding musim kemarau 2020," katanya.
Baca juga: PT Rimba Hutani Mas bantu petani buka lahan tanpa bakar