Palembang (ANTARA) - Salah satu perusahaan hutan tanam industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, PT Bumi Mekar Hijau (BMH) menyiagakan personel regu pemadam kebakaran untuk mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan tahun 2021.
Koordinator Fire Preparation PT BMH Nicodemus Sihombing di Kayuagung, Jumat, mengatakan, perusahaan meningkatkan kewaspadaan karena saat ini sudah memasuki musim kemarau.
“Walau masih ada hujan, tapi berdasarkan informasi dari BMKG bahwa Sumsel masuk kemarau di bulan Mei. Jadi kami siagakan personel Regu Pemadam Kebakaran (RPK) yang dimiliki,” kata dia.
Ia mengatakan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) menjadi garda terdepan dalam memadamkan karhutla.
Sejauh ini, perusahaan memiliki puluhan personel RPK yang disiagakan di setiap distrik dan 60 pos pantau.
Selain itu, personel RPK juga bersiaga di posko-posko karhutla hingga ke kawasan perbatasan dengan areal pemukiman warga.
“Mereka (personel RPK) rutin melakukan patroli darat dan air di wilayah tugas masing-masing. Mereka juga memberikan sosialisasi ke warga untuk tidak membuka lahan dengan cara bakar,” kata dia.
Upaya penyiagaan personel RPK di menara pemantau api juga ditingkatkan sebagai deteksi dini apabila terpantau asap di wilayah konsesi perusahaan.
PT BMH memilik 10 unit menara pemantau api setinggi 30 meter yang berada di setiap distrik dan 15 menara pantau mini yang didirikan berdampingan dengan pos pantau.
Di menara pemantau api ini, personel RPK memantau karhutla dan segera melaporkannya ke situation room jika ditemukan titik asap dan titik api.
Bersama mitra pemasok APP Sinar Mas lainnya di wilayah Kabupaten OKI, personel RPK PT BMH berpatroli udara gabungan menggunakan helikopter milik APP Sinar Mas. Patroli udara ini dilakukan jika Fire Danger Rating (FDR) di dua distrik berada di tingkat medium.
PT BMH juga membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang merupakan tim khusus yang diambil dengan menyeleksi personel RPK terbaik dari setiap distrik.
“Kesiagaan ini akan semakin kami tingkatkan pada musim kemarau. Jika FDR berada di tingkat medium kami akan menyiagakan RPK selama 24 jam” ujar Nico.
Sementara itu, Komisaris Daerah Sumsel Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Iwan Setiawan mengatakan perusahaan HTI berperan aktif dalam penanganan karhutla dengan tergabung Salam Satgas Darurat Bencana Asap Sumsel.
Salah satu langkah konkrit, seperti dilakukan perusahaan mitra APP Sinar Mas di Kabupaten OKI dan Muba yang menerapkan sistem Integrated Fire Management (IFM).
Di dalam sistem ini dilakukan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), Masyarakat Peduli Api (MPA), pos bersama, patroli gabungan, membuat kanal blocking, menentukan peta rawan kebakaran dan identifikasi area prioritas.
Selain itu, juga diterapkan inovasi dengan menggunakan teknologi berbasis internet untuk memastikan kesiapan semua peralatan pemadam kebakaran.
“Tak kalah penting, perusahaan juga melakukan pelatihan secara reguler untuk melatih kesiapan mental dan fisik bagi Regu Pemadam Kebakaran (RPK),” kata dia.
Tak hanya iut, perusahaan juga memiliki sistem Early Detection & Rapid Response, seperti menara api, pos pantau dan patrol dilakukan, menggunakan alat-alat canggih seperti drone, CCTV, Thermal Camera, untuk verifikasi secepat mungkin kondisi seperti apa.
Saat ini perusahaan tersebut menepatkan sarana dan prasarana di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin berupa 99 unit fire tower, 192 unit monitoring post, 42 Tim Reaksi Cepat, 810 anggota Regu Pemadam Kebakaran, 538 masyarakat peduli api, 601 unit pompa air, 29 unit drone, 4 unit helikopter waterbombing.
Kemudian, 788 unit telecommunication radio, 4 unit airboat, 161 unit speedboat, 63 unit mobil patrol, 26 unit Situation Room, 162 unit sepeda motor, 35 unit truk dan 19 unit thermal camera dan CCTV.
Koordinator Fire Preparation PT BMH Nicodemus Sihombing di Kayuagung, Jumat, mengatakan, perusahaan meningkatkan kewaspadaan karena saat ini sudah memasuki musim kemarau.
“Walau masih ada hujan, tapi berdasarkan informasi dari BMKG bahwa Sumsel masuk kemarau di bulan Mei. Jadi kami siagakan personel Regu Pemadam Kebakaran (RPK) yang dimiliki,” kata dia.
Ia mengatakan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) menjadi garda terdepan dalam memadamkan karhutla.
Sejauh ini, perusahaan memiliki puluhan personel RPK yang disiagakan di setiap distrik dan 60 pos pantau.
Selain itu, personel RPK juga bersiaga di posko-posko karhutla hingga ke kawasan perbatasan dengan areal pemukiman warga.
“Mereka (personel RPK) rutin melakukan patroli darat dan air di wilayah tugas masing-masing. Mereka juga memberikan sosialisasi ke warga untuk tidak membuka lahan dengan cara bakar,” kata dia.
Upaya penyiagaan personel RPK di menara pemantau api juga ditingkatkan sebagai deteksi dini apabila terpantau asap di wilayah konsesi perusahaan.
PT BMH memilik 10 unit menara pemantau api setinggi 30 meter yang berada di setiap distrik dan 15 menara pantau mini yang didirikan berdampingan dengan pos pantau.
Di menara pemantau api ini, personel RPK memantau karhutla dan segera melaporkannya ke situation room jika ditemukan titik asap dan titik api.
Bersama mitra pemasok APP Sinar Mas lainnya di wilayah Kabupaten OKI, personel RPK PT BMH berpatroli udara gabungan menggunakan helikopter milik APP Sinar Mas. Patroli udara ini dilakukan jika Fire Danger Rating (FDR) di dua distrik berada di tingkat medium.
PT BMH juga membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang merupakan tim khusus yang diambil dengan menyeleksi personel RPK terbaik dari setiap distrik.
“Kesiagaan ini akan semakin kami tingkatkan pada musim kemarau. Jika FDR berada di tingkat medium kami akan menyiagakan RPK selama 24 jam” ujar Nico.
Sementara itu, Komisaris Daerah Sumsel Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Iwan Setiawan mengatakan perusahaan HTI berperan aktif dalam penanganan karhutla dengan tergabung Salam Satgas Darurat Bencana Asap Sumsel.
Salah satu langkah konkrit, seperti dilakukan perusahaan mitra APP Sinar Mas di Kabupaten OKI dan Muba yang menerapkan sistem Integrated Fire Management (IFM).
Di dalam sistem ini dilakukan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), Masyarakat Peduli Api (MPA), pos bersama, patroli gabungan, membuat kanal blocking, menentukan peta rawan kebakaran dan identifikasi area prioritas.
Selain itu, juga diterapkan inovasi dengan menggunakan teknologi berbasis internet untuk memastikan kesiapan semua peralatan pemadam kebakaran.
“Tak kalah penting, perusahaan juga melakukan pelatihan secara reguler untuk melatih kesiapan mental dan fisik bagi Regu Pemadam Kebakaran (RPK),” kata dia.
Tak hanya iut, perusahaan juga memiliki sistem Early Detection & Rapid Response, seperti menara api, pos pantau dan patrol dilakukan, menggunakan alat-alat canggih seperti drone, CCTV, Thermal Camera, untuk verifikasi secepat mungkin kondisi seperti apa.
Saat ini perusahaan tersebut menepatkan sarana dan prasarana di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin berupa 99 unit fire tower, 192 unit monitoring post, 42 Tim Reaksi Cepat, 810 anggota Regu Pemadam Kebakaran, 538 masyarakat peduli api, 601 unit pompa air, 29 unit drone, 4 unit helikopter waterbombing.
Kemudian, 788 unit telecommunication radio, 4 unit airboat, 161 unit speedboat, 63 unit mobil patrol, 26 unit Situation Room, 162 unit sepeda motor, 35 unit truk dan 19 unit thermal camera dan CCTV.