Jakarta (ANTARA) - Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengingatkan vaksin COVID-19 sebagai hasil kerja sama PT Bio Farma (Persero) dengan perusahaan farmasi Sinovac, China, kemungkinan baru beredar awal 2021, sehingga masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan virus corona jenis baru tersebut.

"Kita ketahui bahwa vaksin baru bisa beredar awal tahun depan, jadi dari sekarang sampai awal tahun depan penting sekali disiplin yang ada di masyarakat," kata Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Masyarakat, ujar Menteri BUMN itu, tetap perlu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menerapkan tata laksana lainnya dalam protokol kesehatan.

Baca juga: BPTP Sumsel siap edarkan kalung anticorona

Dia mengingatkan saat ini belum waktunya hidup normal, karena Indonesia masih berada dalam pandemi COVID-19. Salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan COVID-19 adalah kepatuhan masyarakat dalam menaati protokol kesehatan.

"Jangan juga masyarakat berasumsi ketika ada suasana yang sekarang positif, apakah itu vaksin, apakah itu penyembuhan meningkat, sudah waktunya kita hidup seperti normal yang dulu, bukan itu," ujarnya.

Baca juga: Sejumlah 14.000 warga Palembang sudah ikuti uji swab

Erick juga memastikan bahwa BUMN farmasi, Bio Farma akan turut terlibat dalam uji klinis dan produksi vaksin tersebut. Selain itu, Bio Farma juga akan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan pasien COVID-19.

"Vaksin ini kita pastikan akan ada tapi saya mohon masyarakat juga berdisiplin, supaya tadi kita bisa terus mengantisipasi. Biofarma juga akan memastikan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan," ujar dia.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Sumsel capai 3.000 orang

Indonesia akan menguji klinis calon vaksin COVID-19 hasil kerja sama dengan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac Biotech Ltd. Calon vaksin tersebut telah tiba dari China pada Minggu (19/7/2020).

Calon vaksin untuk penyakit menular yang telah menimbulkan pandemi global itu telah diserahkan ke Bio Farma. Uji klinis tahap III untuk kandidat vaksin itu akan dilakukan di Bandung, Jawa Barat, dan direncanakan selesai pada Januari 2021.

Bio Farma akan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Universitas Padjajaran, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut rencana, pengujian klinis tahap III ini akan melibatkan 1.620 sampel.


Pewarta : Indra Arief Pribadi
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024