Palembang (ANTARA) - Wisuda ke-73 yang digelar Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang secara daring menjadi pengalaman yang berkesan bagi para wisudawan.

Salah satu wisudawan yang ikut dalam wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) secara daring itu, adalah Alfiansyah, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2016 ini mengakui sempat kecewa ketika wisuda harus dilakukan tanpa tatap muka.

"Seharusnya bisa naik panggung dan membuat orang tua bangga, tapi karena kondisi pandemi COVID-19 saat ini, ya, apa boleh buat," ujar mahasiswa yang didaulat sebagai wisudawan terbaik.

Alfi begitu pemuda ini dipanggil akrab lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,96 sebagai lulusan terbaik dan wisudawan dengan pujian.

Pada kondisi ini ia terpaksa mengikuti prosesi wisuda secara daring sendiri tanpa orang tua yang padi hari itu berada di Kabupaten Empat Lawang, Sumsel.

"Kakak perempuan saya akan melahirkan, disamping itu juga kondisi tidak memungkinkan mereka bersama saya di sini," ujar pemuda berkacamata ini.

Baca juga: Dosen UIN Palembang positif COVID-19, ini penjelasan gugus tugas

Baca juga: UTBK UIN Raden Fatah Palembang dihentikan karena dampak COVID-19

Untuk melaksanakan wisuda daring, Alfi memilih sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa tempat dia aktif yaitu Lembaga Pers Mahasiswa di Kota Palembang.

Ia menggelar meja dan memasang laptop yang sudah siap dengan jaringan internet yang memadai. Dalam sekretariat tersebut ia ditemani sejumlah rekannya yang bahkan belum mandi saat ia sudah rapi dan mengenakan pakaian toga lengkap. Peserta wisuda mengikuti prosesi dari kamar kontrakan pada sidang senat terbuka wisuda ke-73 UIN Raden Fatah Palembang, Sumsel, Sabtu (4/7/2020). Wisuda yang digelar secara daring dan diikuti sekitar 900 orang mahasiswa ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran COVID-19. (ANTARA FOTO/Feny Selly/hp)
Meski secara daring, ia memilih untuk tetap berpakaian rapih dan bersepatu kulit layaknya wisuda sebenarnya.

Berbeda dengan alfi, Meli kakak tingkatnya memilih untuk mengikuti prosesi wisuda di kamar kontrakannya bersama rekan satu kontrakan yang kebetulan juga mengikuti wisuda ini.

"Di kamar kontrakan lebih ramai karena ada banyak kawan jadi lebih seru dan ramai," ungkap Meli.

Mahasiswa asal Lubuk Linggau ini mengikuti wisuda dengan canda dan tawa bersama rekannya. Sebelumnya ia sudah menghubungi keluarganya agar bisa ikut menyaksikan melalui live aplikasi youtube.

"Sayang wajah saya tidak tampil di layar utama saat disebutkan," keluhnya.

Usai mengikuti rangkaian prosesi, ia bersama rekannya berfoto-foto dengan toga lengkap dan kebaya di halaman kos-kosan.

"Usai wisuda secara daring ini, tiba tiba jadi sedih tapi jadi pengalaman yang berkesan," kata dia

Wisuda daring UIN Raden Fatah ke-73 ini diikuti sekitar 886 orang wisudawan dari seluruh fakultas.

Wisuda ini sempat menuai protes para calon wisudawan yang menginginkan diadakan langsung, namun pihak rektorat UIN tetap melaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Ketua Senat UIN Raden Fatah Prof Aflatun Muchtar mengungkapkan wisuda tetap berjalan dengan penuh khidmat.

Menurutnya wisuda kali ini yang istimewa karena dihadiri Menteri Agama  Jenderal Purn Fachrul Razi yang memberikan bekal dan motivasi bagi para lulusan UIN Raden Fatah.

"Kami berharap wisuda ini memberi motivasi dan semangat untuk tidak berhenti mengejar ilmu melakukan pengabdian pada masyarakat sesuai bidang masing-masing," ungkap mantan rektor UIN Raden Fatah ini.

Pewarta : Feny Selly
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024