Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan positif terinfeksi virus corona baru atau COVID-19 meski hari ini bertambah 27 orang sehingga total menjadi 1.056 kasus pada 4 Juni 2020, namun kasus di Sumsel berhasil turun dari peringkat enam ke peringkat tujuh terbanyak di Indonesia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, mengatakan penambahan kasus pada hari ini Kamis (4/6) berasal dari Kota Palembang (17 kasus), Musi Banyuasin (empat), serta Lahat, Musi Rawas, Prabumulih, Lubuklinggau, OKU dan Ogan Ilir masing-masing satu kasus.
"Namun pada hari ini kasus sembuh juga bertambah 31 orang dari Palembang, Lahat, OKI, Banyuasin dan luar wilayah, sehingga total sembuh di Sumsel 255 orang," ujarnya.
Selain itu kasus meninggal turut bertambah dua orang dari Palembang dan Muba, sehingga total kasus meninggal di Sumsel menjadi 36 orang, terakumulasi sebanyak 3,5 persen atau masih normal berdasarkan rata-rata kematian secara global.
Tambahan kasus positif tersebut semakin memperkokoh Kota Palembang (zona merah) pada posisi puncak wilayah kasus positif COVID-19 terbanyak dengan 614 kasus atau 58 persen dari total 1.056 kasus di Sumsel.
Baca juga: Sumsel miliki aplikasi deteksi orang terjangkit corona
Baca juga: Update 3 Juni: Positif COVID-19 Sumsel bertambah 10 orang, total 1.029 kasus, Banyuasin naik peringkat kedua
Sementara kasus paling banyak lainnya menyebar di Kabupaten Banyuasin (zona merah) 76 kasus, Kota Lubuklinggau (zona merah) 74 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 54 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 38 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 34 kasus.
Kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (22), Musi Rawas (19), Muara Enim (16), Musi Banyuasin (16), Lahat (sembilan), OKU Timur (sembilan), OKU Selatan (dua), serta Pagaralam, PALI dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.
Gugus tugas mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan pemulihan aktifitas sosial, agama dan ekonomi dalam proses menuju normal baru karena dapat memperburuk upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 meninggal dimakamkan tanpa protokol kesehatan
Baca juga: Pelayanan rumah sehat COVID-19 Jakabaring Palembang dimaksimalkan, tambah tiga tower isolasi
"Kita semua ingin kembali ke kondisi normal, tapi keinginan itu membutuhkan komitmen tinggi dan kompak dari masyarakat untuk sama-sama disiplin menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.
Disiplin tersebut menurutnya menjadi jalan terbaik jika Sumsel ingin keluar dari krisis pandemi, langkah pencegahan harus diterapkan mulai dari hal-hal kecil yang kerap kali diabaikan.
"Misalnya, mencuci tangan dengan sabun jangan hanya saat mengkonsumsi makanan berat, tetapi juga ketika menyantap makanan ringan seperti gorengan atau snack," kata Yusri menegaskan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, mengatakan penambahan kasus pada hari ini Kamis (4/6) berasal dari Kota Palembang (17 kasus), Musi Banyuasin (empat), serta Lahat, Musi Rawas, Prabumulih, Lubuklinggau, OKU dan Ogan Ilir masing-masing satu kasus.
"Namun pada hari ini kasus sembuh juga bertambah 31 orang dari Palembang, Lahat, OKI, Banyuasin dan luar wilayah, sehingga total sembuh di Sumsel 255 orang," ujarnya.
Selain itu kasus meninggal turut bertambah dua orang dari Palembang dan Muba, sehingga total kasus meninggal di Sumsel menjadi 36 orang, terakumulasi sebanyak 3,5 persen atau masih normal berdasarkan rata-rata kematian secara global.
Tambahan kasus positif tersebut semakin memperkokoh Kota Palembang (zona merah) pada posisi puncak wilayah kasus positif COVID-19 terbanyak dengan 614 kasus atau 58 persen dari total 1.056 kasus di Sumsel.
Baca juga: Sumsel miliki aplikasi deteksi orang terjangkit corona
Baca juga: Update 3 Juni: Positif COVID-19 Sumsel bertambah 10 orang, total 1.029 kasus, Banyuasin naik peringkat kedua
Sementara kasus paling banyak lainnya menyebar di Kabupaten Banyuasin (zona merah) 76 kasus, Kota Lubuklinggau (zona merah) 74 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 54 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 38 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 34 kasus.
Kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (22), Musi Rawas (19), Muara Enim (16), Musi Banyuasin (16), Lahat (sembilan), OKU Timur (sembilan), OKU Selatan (dua), serta Pagaralam, PALI dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.
Gugus tugas mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan pemulihan aktifitas sosial, agama dan ekonomi dalam proses menuju normal baru karena dapat memperburuk upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 meninggal dimakamkan tanpa protokol kesehatan
Baca juga: Pelayanan rumah sehat COVID-19 Jakabaring Palembang dimaksimalkan, tambah tiga tower isolasi
"Kita semua ingin kembali ke kondisi normal, tapi keinginan itu membutuhkan komitmen tinggi dan kompak dari masyarakat untuk sama-sama disiplin menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.
Disiplin tersebut menurutnya menjadi jalan terbaik jika Sumsel ingin keluar dari krisis pandemi, langkah pencegahan harus diterapkan mulai dari hal-hal kecil yang kerap kali diabaikan.
"Misalnya, mencuci tangan dengan sabun jangan hanya saat mengkonsumsi makanan berat, tetapi juga ketika menyantap makanan ringan seperti gorengan atau snack," kata Yusri menegaskan.