Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan positif terinfeksi COVID-19 kembali bertambah 13 orang sehingga total per 1 Juni 2020 menjadi 995 orang dan semua kasus baru berasal dari Palembang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, Senin, mengatakan meningkatnya kasus dari Palembang karena sampel swab dari wilayah tersebut lebih mendominasi dari kabupaten/kota lain di Sumsel.
"Semua kasus positif sudah mendapat penanganan. Kondisi sakit dirujuk ke rumah sakit dan jika tidak ada gejala tentu dibawa ke rumah sehat COVID-19 Jakabaring," ujarnya.
Namun, ia meminta masyarakat tetap mewaspadai orang-orang tanpa gejala yang mungkin masih bergerak bebas dan berpotensi menularkan virus tersebut ke orang lain.
Penularan di kota berpenduduk 1,6 juta jiwa itu dimungkinkan sudah bersifat komunitas yakni penularan dari generasi kedua ke generasi ketiga dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.
Baca juga: Gugus tugas Muratara izinkan 22 orang positif COVID-19 pulang ke rumah atas permohonan warga
Baca juga: Update 31 Mei: Warga Sumsel positif COVID-19 bertambah lagi menjadi 982 kasus, Palembang hari ini tertinggi
Baca juga: Harnojoyo isyaratkan perpanjangan PSBB, ini pertimbangannya
Hal ini ditandai adanya warga yang sakit dan positif COVID-19 namun tidak diketahui sumber penularannya serta tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar wilayah terutama zona merah.
"Seperti balita usia dua tahun di RS Pelabuhan Palembang, tiba-tiba sakit dengan gejala ISPA berat lalu diuji swab dan ternyata positif COVID-19, padahal orang tuanya tidak ke mana-mana," kata Yusri menjelaskan.
Oleh karena itu pihaknya menekankan penggunaan masker di tempat-tempat keramaian dan upayakan tidak keluar rumah jika kondisi tubuh kurang sehat, karena imunitas berperan penting dalam mencegah penularan COVID-19.
Selain penambahan kasus positif, kasus sembuh di Sumsel hari ini juga bertambah 12 orang, yakni dari Lubuklinggau (10 orang), serta Banyuasin dan Palembang masing-masing satu orang, sehingga total menjadi 215 orang.
Baca juga: Palembang sementara ini tetapkan kegiatan belajar di sekolah dimulai 15 Juni 2020
Baca juga: Gubernur Herman Deru bersyukur masyarakat tak menolak jenazah COVID-19
"Sedangkan kasus meninggal tidak bertambah atau tetap 34 kasus," tambahnya.
Total 995 kasus tersebut menyebar di Kota Palembang (zona merah) sebanyak 576 kasus, disusul Kota Lubuklinggau (zona merah) 73 kasus, Kabupaten Banyuasin (zona merah) 70 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 53 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 35 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 33 kasus.
Kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (19), Musi Rawas (17), Muara Enim (16), Musi Banyuasin (12), Lahat (delapan), OKU Timur (sembilan), serta OKU Selatan, Pagaralam, PALI dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, Senin, mengatakan meningkatnya kasus dari Palembang karena sampel swab dari wilayah tersebut lebih mendominasi dari kabupaten/kota lain di Sumsel.
"Semua kasus positif sudah mendapat penanganan. Kondisi sakit dirujuk ke rumah sakit dan jika tidak ada gejala tentu dibawa ke rumah sehat COVID-19 Jakabaring," ujarnya.
Namun, ia meminta masyarakat tetap mewaspadai orang-orang tanpa gejala yang mungkin masih bergerak bebas dan berpotensi menularkan virus tersebut ke orang lain.
Penularan di kota berpenduduk 1,6 juta jiwa itu dimungkinkan sudah bersifat komunitas yakni penularan dari generasi kedua ke generasi ketiga dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.
Baca juga: Gugus tugas Muratara izinkan 22 orang positif COVID-19 pulang ke rumah atas permohonan warga
Baca juga: Update 31 Mei: Warga Sumsel positif COVID-19 bertambah lagi menjadi 982 kasus, Palembang hari ini tertinggi
Baca juga: Harnojoyo isyaratkan perpanjangan PSBB, ini pertimbangannya
Hal ini ditandai adanya warga yang sakit dan positif COVID-19 namun tidak diketahui sumber penularannya serta tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar wilayah terutama zona merah.
"Seperti balita usia dua tahun di RS Pelabuhan Palembang, tiba-tiba sakit dengan gejala ISPA berat lalu diuji swab dan ternyata positif COVID-19, padahal orang tuanya tidak ke mana-mana," kata Yusri menjelaskan.
Oleh karena itu pihaknya menekankan penggunaan masker di tempat-tempat keramaian dan upayakan tidak keluar rumah jika kondisi tubuh kurang sehat, karena imunitas berperan penting dalam mencegah penularan COVID-19.
Selain penambahan kasus positif, kasus sembuh di Sumsel hari ini juga bertambah 12 orang, yakni dari Lubuklinggau (10 orang), serta Banyuasin dan Palembang masing-masing satu orang, sehingga total menjadi 215 orang.
Baca juga: Palembang sementara ini tetapkan kegiatan belajar di sekolah dimulai 15 Juni 2020
Baca juga: Gubernur Herman Deru bersyukur masyarakat tak menolak jenazah COVID-19
"Sedangkan kasus meninggal tidak bertambah atau tetap 34 kasus," tambahnya.
Total 995 kasus tersebut menyebar di Kota Palembang (zona merah) sebanyak 576 kasus, disusul Kota Lubuklinggau (zona merah) 73 kasus, Kabupaten Banyuasin (zona merah) 70 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 53 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 35 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 33 kasus.
Kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (19), Musi Rawas (17), Muara Enim (16), Musi Banyuasin (12), Lahat (delapan), OKU Timur (sembilan), serta OKU Selatan, Pagaralam, PALI dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.