Palembang (ANTARA) - Sejumlah pengelola hotel berbintang di Kota Palembang, Sumatera Selatan, mewacanakan tutup sementara waktu untuk mengatasi anjloknya tingkat hunian hotel hingga 95 persen dari kapasitas kamar yang tersedia dampak pandemi COVID-19.
"Sekarang ini belum ada hotel yang menghentikan operasional, namun jika tingkat hunian hotel yang bergerak turun sejak tiga bulan terakhir, pada April 2020 ada beberapa hotel yang akan mulai tutup sementara waktu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin di Palembang, Senin.
Menurut dia, beberapa anggota PHRI telah menyampaikan wacana untuk menutup sementara hotelnya karena tamunya sangat sepi sehingga pemasukan tidak sesuai dengan biaya operasional harian yang dikeluarkan.
Tamu yang menginap di hotel sekarang ini paling banyak 10 orang, jumlahnya mengalami penurunan drastis ketika Sumsel status siaga setelah beberapa waktu lalu ada seorang masyarakat yang meninggal dunia karena positif COVID-19, katanya.
Penurunan pengguna jasa hotel dipengaruhi banyaknya kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan rapat kerja yang dibatalkan serta adanya penundaan perjalanan wisata sebagai tindakan antisipasi penyebaran virus corona baru itu.
"Tingkat hunian sekarang ini cukup memprihatinkan karena jika terus bergerak turun, maka pendapatan tidak seimbang dengan biaya operasional sehingga bisa mempengaruhi keberlangsungan bisnis hotel," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa bulan ini pengelola hotel telah melakukan berbagai efisiensi bahkan ada yang merumahkan sebagian karyawannya agar bisa tetap bertahan beroperasi.
Melihat kondisi tingkat hunian yang terus bergerak turun nyaris menyentuh titik nol, beberapa hotel kemungkinan besar segera melakukan langkah penutupan sementara, hingga situasi normal kembali, kata Ketua PHRI Sumsel.
"Sekarang ini belum ada hotel yang menghentikan operasional, namun jika tingkat hunian hotel yang bergerak turun sejak tiga bulan terakhir, pada April 2020 ada beberapa hotel yang akan mulai tutup sementara waktu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin di Palembang, Senin.
Menurut dia, beberapa anggota PHRI telah menyampaikan wacana untuk menutup sementara hotelnya karena tamunya sangat sepi sehingga pemasukan tidak sesuai dengan biaya operasional harian yang dikeluarkan.
Tamu yang menginap di hotel sekarang ini paling banyak 10 orang, jumlahnya mengalami penurunan drastis ketika Sumsel status siaga setelah beberapa waktu lalu ada seorang masyarakat yang meninggal dunia karena positif COVID-19, katanya.
Penurunan pengguna jasa hotel dipengaruhi banyaknya kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan rapat kerja yang dibatalkan serta adanya penundaan perjalanan wisata sebagai tindakan antisipasi penyebaran virus corona baru itu.
"Tingkat hunian sekarang ini cukup memprihatinkan karena jika terus bergerak turun, maka pendapatan tidak seimbang dengan biaya operasional sehingga bisa mempengaruhi keberlangsungan bisnis hotel," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa bulan ini pengelola hotel telah melakukan berbagai efisiensi bahkan ada yang merumahkan sebagian karyawannya agar bisa tetap bertahan beroperasi.
Melihat kondisi tingkat hunian yang terus bergerak turun nyaris menyentuh titik nol, beberapa hotel kemungkinan besar segera melakukan langkah penutupan sementara, hingga situasi normal kembali, kata Ketua PHRI Sumsel.