Palembang (ANTARA NEWS Sumsel) - Komite Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi Sumatera Selatan membantu kampanye imunisasi campak dan rubella atau "Measles Rubella-MR" untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut aman sehingga bisa didukung para orang tua mengizinkan anaknya diimunisasi.
Kegiatan kampanye tersebut akan terus digalakkan sehingga program pemerintah memberikan vaksin MR secara serentak kepada anak-anak usia sembilan bulan hingga kurang dari 15 tahun pada Agustus- September 2018 ini berjalan sesuai dengan target yang diharapkan, kata Wakil Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (Komda KIPI) dr Lismarini, di Palembang, Kamis.
Dalam acara orientasi wartawan atau "media journalist engagement" dan kampanye imunisasi campak rubella yang digelar Forum Kajian Jurnalisme Sumsel bekerja sama dengan Unicef, Lismarini mengatakan kegiatan imunisasi tahun ini diharapkan mendapat dukungan semua pihak dan sukses.
Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional termasuk vaksin MR sangat aman dan efektif untuk mencegah penularan penyakit tertentu.
Vaksin tersebut sudah mendapat rekomendasi dari lembaga kesehatan dunia atau "World Health Organization (WHO)" serta izin edar dari Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM), dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia termasuk sejumlah negara Islam, katanya.
Dia menjelaskan, kegiatan imunisasi MR massal fase kedua di 28 provinsi luar Pulau Jawa dalam dua bulan ke depan ditargetkan 31,8 juta anak yang realisasinya diupayakan mencapai paling tidak 95 persen dari target tersebut.
Imunasi MR fase pertama digelar Agustus-September 2017 di seluruh Jawa, kemudian fase kedua pada Agustus-September 2018 di seluruh Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Khusus di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, sasaran pemberian kekebalan tubuh vaksin MR sekitar 2,2 juta anak yang tersebar di 17 kabupaten dan kota.
Dengan gencarnya kampanye tersebut, diharapkan masyarakat memahami manfaat imunisasi memberikan perlindungan kesehatan bagi anak-anak dan mendukung kegiatan itu.
Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Pemerintah berkomitmen kuat mewujudkan eliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella atau "Congenital Rubella Syndrome (CRS)" di Indonesia pada 2020, ujarnya.
Sementara untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak-anak yang mengikuti program vaksin MR massal tahun ini, pihaknya akan melakukan pengawasan dan menerima pengaduan masyarakat yang mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi, yakni sakit dan kematian dalam masa satu bulan setelah imunisasi yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.
"Tugas kami melakukan pelacakan kasus kejadian ikutan pascaimunisasi sesuai dengan laporan berjenjang dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota, laporan berjenjang tersebut selanjutnya dianalisis untuk kemudian direkomendasikan penanganannya yang terbaik," kata Ketua Komda KIPI Sumsel. (Y009)
Kegiatan kampanye tersebut akan terus digalakkan sehingga program pemerintah memberikan vaksin MR secara serentak kepada anak-anak usia sembilan bulan hingga kurang dari 15 tahun pada Agustus- September 2018 ini berjalan sesuai dengan target yang diharapkan, kata Wakil Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (Komda KIPI) dr Lismarini, di Palembang, Kamis.
Dalam acara orientasi wartawan atau "media journalist engagement" dan kampanye imunisasi campak rubella yang digelar Forum Kajian Jurnalisme Sumsel bekerja sama dengan Unicef, Lismarini mengatakan kegiatan imunisasi tahun ini diharapkan mendapat dukungan semua pihak dan sukses.
Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional termasuk vaksin MR sangat aman dan efektif untuk mencegah penularan penyakit tertentu.
Vaksin tersebut sudah mendapat rekomendasi dari lembaga kesehatan dunia atau "World Health Organization (WHO)" serta izin edar dari Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM), dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia termasuk sejumlah negara Islam, katanya.
Dia menjelaskan, kegiatan imunisasi MR massal fase kedua di 28 provinsi luar Pulau Jawa dalam dua bulan ke depan ditargetkan 31,8 juta anak yang realisasinya diupayakan mencapai paling tidak 95 persen dari target tersebut.
Imunasi MR fase pertama digelar Agustus-September 2017 di seluruh Jawa, kemudian fase kedua pada Agustus-September 2018 di seluruh Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Khusus di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, sasaran pemberian kekebalan tubuh vaksin MR sekitar 2,2 juta anak yang tersebar di 17 kabupaten dan kota.
Dengan gencarnya kampanye tersebut, diharapkan masyarakat memahami manfaat imunisasi memberikan perlindungan kesehatan bagi anak-anak dan mendukung kegiatan itu.
Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Pemerintah berkomitmen kuat mewujudkan eliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella atau "Congenital Rubella Syndrome (CRS)" di Indonesia pada 2020, ujarnya.
Sementara untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak-anak yang mengikuti program vaksin MR massal tahun ini, pihaknya akan melakukan pengawasan dan menerima pengaduan masyarakat yang mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi, yakni sakit dan kematian dalam masa satu bulan setelah imunisasi yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.
"Tugas kami melakukan pelacakan kasus kejadian ikutan pascaimunisasi sesuai dengan laporan berjenjang dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota, laporan berjenjang tersebut selanjutnya dianalisis untuk kemudian direkomendasikan penanganannya yang terbaik," kata Ketua Komda KIPI Sumsel. (Y009)