Palembang (Antara Sumsel) - Pendiri PT Medco Energi Arifin Panigoro mengatakan, dirinya merintis perusahaan minyak dan gas milik dari Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Hal itu diungkapkan Arifin Panigoro di hadapan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan sejumlah pejabat Bank Indonesia pada acara peresmian pembukaan kantor cabang baru Bank Saudara di Palembang, Kamis.
"Saya sudah lama mengenal Sumatera Selatan, provinsi ini sudah saya jelajahi sejak tahun 1975 untuk mencari sumur gas dan minyak bumi," ujar pria yang dikenal dengan kepala plontos itu.
Sumsel memiliki prospek bisnis yang cukup cerah, sehingga konglomerat kelahiran Bandung, Jawa Barat, 14 Maret 1945 ini akan terus melirik daerah ini sebagai tempat menginvestasikan kekayaannya.
Setelah sukses di bidang usaha minyak dan gas bumi, kali ini Arifin kembali masuk ke wilayah Sumsel menggunakan bendera PT Bank Himpunan Saudara 1906 atau Bank Saudara.
Bank Saudara yang sebagian besar sahamnya dimiliki bos Medco itu, membuka cabang di Palembang sebagai kantor pertama di Pulau Sumatera.
Setelah melakukan ekspansi di bidang perbankan, alumni Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB) 1973 itu mencoba menjajaki usaha sektor perkebunan karet di wilayah Sumsel.
"Sekarang saya sedang mengembangkan ribuan hektare perkebunan karet di dua provinsi yakni Bengkulu dan Jambi, ke depan akan dikembangkan ke daerah lain termasuk Sumsel," ujarnya.
Meskipun usaha perkebunannya dilakukan di Bengkulu dan Jambi, namun semua bibitnya dipasok dari sentara pembibitan Sumbawa, Kabupaten Banyausin, Sumsel.
Perkebunan karet memiliki prospek yang cukup cerah karena itu akan terus dikembangkan dan bisa menjadi unit bisnis baru yang menjanjikan keuntungan besar, kata Arifin. (Yudi Abdullah)
Hal itu diungkapkan Arifin Panigoro di hadapan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan sejumlah pejabat Bank Indonesia pada acara peresmian pembukaan kantor cabang baru Bank Saudara di Palembang, Kamis.
"Saya sudah lama mengenal Sumatera Selatan, provinsi ini sudah saya jelajahi sejak tahun 1975 untuk mencari sumur gas dan minyak bumi," ujar pria yang dikenal dengan kepala plontos itu.
Sumsel memiliki prospek bisnis yang cukup cerah, sehingga konglomerat kelahiran Bandung, Jawa Barat, 14 Maret 1945 ini akan terus melirik daerah ini sebagai tempat menginvestasikan kekayaannya.
Setelah sukses di bidang usaha minyak dan gas bumi, kali ini Arifin kembali masuk ke wilayah Sumsel menggunakan bendera PT Bank Himpunan Saudara 1906 atau Bank Saudara.
Bank Saudara yang sebagian besar sahamnya dimiliki bos Medco itu, membuka cabang di Palembang sebagai kantor pertama di Pulau Sumatera.
Setelah melakukan ekspansi di bidang perbankan, alumni Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB) 1973 itu mencoba menjajaki usaha sektor perkebunan karet di wilayah Sumsel.
"Sekarang saya sedang mengembangkan ribuan hektare perkebunan karet di dua provinsi yakni Bengkulu dan Jambi, ke depan akan dikembangkan ke daerah lain termasuk Sumsel," ujarnya.
Meskipun usaha perkebunannya dilakukan di Bengkulu dan Jambi, namun semua bibitnya dipasok dari sentara pembibitan Sumbawa, Kabupaten Banyausin, Sumsel.
Perkebunan karet memiliki prospek yang cukup cerah karena itu akan terus dikembangkan dan bisa menjadi unit bisnis baru yang menjanjikan keuntungan besar, kata Arifin. (Yudi Abdullah)