Palembang (ANTARA Sumsel) - Bank Indonesia akan membuka kas titipan di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, untuk mengakomodasi kebutuhan uang masyarakat di daerah itu.
"Saat ini BI sedang menjajaki bank yang akan ditunjuk sebagai penyelenggara kas titipan. Kemungkinan awal Februari sudah jalan," kata Asisten Direktur Kepala Tim Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Dadan M Sadrah di Palembang, Jumat.
Ia yang dijumpai seusai acara "Edukasi dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah dan ketentuan sistem pembayaran kepada wartawan ekonomi media cetak dan elektronik" mengatakan, pihaknya akan meneliti ketersediaan infrastruktur seperti brangkas, serta Sumber Daya Manusia sebelum menentukan bank yang
menjalankannya.
"Untuk wilayah VI sendiri ada dua kas titipan yakni di Lubuklinggau dan Pangkal Pinang yang dikelola oleh salah satu bank nasional milik pemerintah.
Sementara untuk kas di Prabumulih sendiri akan dipertimbangkan antara BNI, BRI, atau Mandiri," ujarnya.
Ia menerangkan, keputusan membuka kas titipan di Prabumulih ini lantaran terjadi peningkatan kebutuhan uang di sekitar kabupaten itu meliputi Muara Enim dan Lahat.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi terjadi dalam beberapa tahun terakhir di tiga kabupaten itu karena mengoptimalkan potensi perkebunan sawit dan karet serta pertambangan batu bara.
Pada awalnya keadaan itu tidak menjadi masalah karena proses pengiriman dan pengambilan uang dapat dilakukan langsung oleh BI Kantor Perwakilan Wilayah VII yang bertempat di Palembang.
Namun, mekanisme itu kerap tidak berjalan sesuai rencana sejak dua tahun terakhir karena arus lalu lintas Palembang-Inderalaya sering mengalami kemacetan.
"Jika jumlah uang berkurang maka mengakibatkan penurunan transaksi di wilayah Selatan karena setoran yang terlambat. Hal ini yang melatari dibukanya kas titipan di Prabumulih agar proses kliring dapat dilakukan secara lokal saja," ujarnya.
Selain menopang kebutuhan 19 bank yang beroperasi di kawasan itu, pembukaan kas titipan juga untuk mengakomodasi keinginan masyarakat sekitar yang mengeluhkan karena sering menerima uang dengan kondisi fisik tidak baik.
"Masyarakat di tiga kabupaten itu banyak yang mengeluh karena sering mendapatkan uang dalam kondisi jelek, sementara yang baru sangat jarang sekali," ujarnya.
Jumlah kebutuhan uang di Sumsel meningkat seiring dengan kenaikkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Kas titipan itu didirikan untuk menjalankan misi Bank Indonesia yakni menyediakan uang dalam jumlah cukup, pecahan yang sesuai dalam kondisi layak edar, serta dalam waktu tepat. (Dolly)
"Saat ini BI sedang menjajaki bank yang akan ditunjuk sebagai penyelenggara kas titipan. Kemungkinan awal Februari sudah jalan," kata Asisten Direktur Kepala Tim Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Dadan M Sadrah di Palembang, Jumat.
Ia yang dijumpai seusai acara "Edukasi dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah dan ketentuan sistem pembayaran kepada wartawan ekonomi media cetak dan elektronik" mengatakan, pihaknya akan meneliti ketersediaan infrastruktur seperti brangkas, serta Sumber Daya Manusia sebelum menentukan bank yang
menjalankannya.
"Untuk wilayah VI sendiri ada dua kas titipan yakni di Lubuklinggau dan Pangkal Pinang yang dikelola oleh salah satu bank nasional milik pemerintah.
Sementara untuk kas di Prabumulih sendiri akan dipertimbangkan antara BNI, BRI, atau Mandiri," ujarnya.
Ia menerangkan, keputusan membuka kas titipan di Prabumulih ini lantaran terjadi peningkatan kebutuhan uang di sekitar kabupaten itu meliputi Muara Enim dan Lahat.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi terjadi dalam beberapa tahun terakhir di tiga kabupaten itu karena mengoptimalkan potensi perkebunan sawit dan karet serta pertambangan batu bara.
Pada awalnya keadaan itu tidak menjadi masalah karena proses pengiriman dan pengambilan uang dapat dilakukan langsung oleh BI Kantor Perwakilan Wilayah VII yang bertempat di Palembang.
Namun, mekanisme itu kerap tidak berjalan sesuai rencana sejak dua tahun terakhir karena arus lalu lintas Palembang-Inderalaya sering mengalami kemacetan.
"Jika jumlah uang berkurang maka mengakibatkan penurunan transaksi di wilayah Selatan karena setoran yang terlambat. Hal ini yang melatari dibukanya kas titipan di Prabumulih agar proses kliring dapat dilakukan secara lokal saja," ujarnya.
Selain menopang kebutuhan 19 bank yang beroperasi di kawasan itu, pembukaan kas titipan juga untuk mengakomodasi keinginan masyarakat sekitar yang mengeluhkan karena sering menerima uang dengan kondisi fisik tidak baik.
"Masyarakat di tiga kabupaten itu banyak yang mengeluh karena sering mendapatkan uang dalam kondisi jelek, sementara yang baru sangat jarang sekali," ujarnya.
Jumlah kebutuhan uang di Sumsel meningkat seiring dengan kenaikkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Kas titipan itu didirikan untuk menjalankan misi Bank Indonesia yakni menyediakan uang dalam jumlah cukup, pecahan yang sesuai dalam kondisi layak edar, serta dalam waktu tepat. (Dolly)