Kerlap kerlip cahaya lampu terlihat di atas tanah luas yang jauh dari pemukiman padat penduduk di kaki Gunung Sinabung, Desa Tigapancur, Simpang Empat, Karo, Sumatera Utara. ////
Cahaya lampu yang dihasilkan dari listrik PLN tersebut dimanfaatkan para petani untuk menyinari tanaman buah naga pada malam hari. ////
Teknik penyinaran menggunakan lampu listrik bertujuan untuk menyiasati kebutuhan cahaya, agar tanaman buah naga berbuah lebih banyak dan tidak bergantung pada musim. ////
Sinar lampu ini membantu pohon buah naga berbunga dan berbuah di luar musim. ////
Sinar ultraviolet yang dipancarkan lampu membantu fotosintesis batang dan memunculkan bunga di sela duri tanaman kaktus itu. ////
Tanaman buah naga saat ini menjadi primadona di kalangan petani di daerah tersebut. ////
Inovasi petani buah naga dengan memanfaatkan bola lampu pada malam hari dianggap seperti simbiosis mutualisme. PLN mendapatkan pelanggan yang semakin merata. ////
Sedangkan para petani bisa meningkatkan produksi panennya sampai tiga kali lipat dari biasanya setelah menggunakan listrik sebagai penerangan pada malam hari. ////
Jika cuaca bagus buah naga ini bisa berbuah semakin banyak. Kondisi tanah harus stabil antara kering dan lembabnya. Untuk itu jika musim kemarau harus disiram air di malam hari. ////
"Untuk merangsang bunga kita harus hidupkan lampu pijar selama satu bulan supaya hangat dan buahnya berhasil. ////
Memang buah ini umumnya tumbuh di dataran rendah, itulah fungsinya lampu biar hangat," kata Eddy Sitepu salah satu petani buah naga didaerah tersebut. ////
Foto dan Teks : Nova Wahyudi