Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) menggunakan teknologi biowash untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk.
Wakil Bupati Banyuasin Netta Indian di Banyuasin, Selasa, mengatakan dalam upaya mendukung program pengurangan sampah rumah tangga sekaligus mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat terus berinovasi dalam pengelolaan sampah.
Salah satu terobosan terbaru, yakni diperkenalkannya pemanfaatan teknologi biowash untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik yang berkualitas.
"Inovasi biowash ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam mengubah tantangan menjadi peluang, dengan menjadikan sampah rumah tangga sebagai sumber daya yang bermanfaat bagi pertanian," katanya.
Menurutnya, melalui teknologi biowash ini, sampah rumah tangga yang selama ini menjadi permasalahan lingkungan, kini dapat diolah menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Selain itu, penggunaan pupuk organik ini juga membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuasin Zazili Mustopa menjelaskan biowash merupakan teknologi fermentasi ramah lingkungan yang mampu mempercepat proses penguraian bahan organik menjadi pupuk siap pakai dengan kualitas tinggi.
“Teknologi biowash ini efektif dalam mengolah sampah organik. Selain dapat mengurangi bau tidak sedap, hasil pupuknya juga memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik dibandingkan pupuk konvensional. Inovasi ini juga menjadi solusi ekonomis sekaligus mendukung program Banyuasin zero waste,” tegasnya.
Ke depan, Pemkab Banyuasin melalui DLH akan mendorong kerja sama lintas sektor, termasuk dengan bank sampah dan kelompok masyarakat, untuk memperluas penerapan teknologi biowash di berbagai wilayah.
Hasil pupuk organik diharapkan tidak hanya berkontribusi pada kelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi sumber tambahan pendapatan bagi masyarakat.
