BKSDA evakuasi beruang terjerat

id Aceh,BKSDA,Beruang Madu,Aceh Barat,Pemerintah Aceh,Provinsi Aceh,Pemprov Aceh

BKSDA evakuasi beruang terjerat

Arsip foto - Petugas BKSDA memantau kondisi beruang madu yang terkena jerat di Kantor BKSDA Aceh di Banda Aceh. ANTARA/M Haris SA

Banda Aceh (ANTARA) - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengevakuasi satu individu beruang madu (helarctos malayanus) yang terkena jerat di perkebunan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat.

Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan kondisi satwa liar tersebut saat dievakuasi mengalami luka serius akibat terkena jerat

"Beruang madu yang dievakuasi tersebut berjenis kelamin betina dan diperkirakan berusia satu setengah tahun. Beruang madu tersebut terjerat tali plastik pada kaki depan kiri," kata Ujang Wisnu Barata.

Ia menyebutkan evakuasi berawal dari informasi masyarakat ada satu individu beruang madu sudah lima hari terjerat di perkebunan warga di Desa Meunasah Gantung, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, pada Rabu (2/7).

Kemudian, tim bergerak ke lokasi satwa liar tersebut terjerat. Saat ditemukan, beruang madu tersebut dalam keadaan lemas dan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Tali jerat berada pada bagian sambungan antara kaki dan telapak kaki depan kiri.

"Tali jerat menyebabkan nekrosis atau kematian jaringan pada kaki depan kiri. Selanjutnya, beruang madu tersebut dibawa ke Sumatran Rescue Alliance Besitang, Sumatera Utara guna mendapatkan penanganan lebih lanjut," katanya.

Ujang Wisnu Barata menyebutkan bagian kaki yang terkena jeratan tersebut terpaksa diamputasi, karena terjadi pembusukan jaringan. Beberapa jari beruang tersebut juga sudah terputus akibat terkena tali jerat.

"Saat ini, beruang madu tersebut dalam kondisi sehat di pusat rehabilitasi dengan pengawasan intensif. Kejadian ini mengingatkan semuanya bahwa jerat menjadi ancaman serius bagi satwa liar yang berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem," katanya.

BKSDA Aceh, kata dia, terus berupaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya pemasangan jerat. Jerat yang dipasang ini umumnya untuk satwa yang dianggap hama.

"Namun, seringkali yang terjerat malah satwa dilindungi yang mengakibatkan luka serius, bahkan kematian. Oleh karena itu, kami mengingatkan masyarakat tidak memasang jerat, karena dapat mengancam kelestarian satwa dilindungi," kata Ujung Wisnu Barata.

Pewarta :
Uploader: Aang Sabarudin
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.