Masa depan bank emas di Indonesia

id Bank emas,bullion bank,investasi emas,permintaan emas dunia,bank emas Indonesia,logam mulia

Masa depan bank emas di Indonesia

Seorang model menunjukkan replika emas batangan. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

Jakarta (ANTARA) - Dalam beberapa tahun terakhir, konsep bank emas mulai menarik perhatian di berbagai negara sebagai alternatif sistem keuangan yang berkelanjutan dan berbasis aset nyata.

Konsep bank emas berbasis pada lembaga yang bisa melayani kegiatan usaha perbankan dengan instrumen logam mulia. Dengan adanya bank emas, ekosistem emas akan terintegrasi dari hulu ke hilir untuk kebutuhan berbasis emas, mulai dari simpanan, titipan, pembiayaan, investasi, hingga perdagangan dan kegiatan lainnya.

Model ini telah sukses diterapkan di negara-negara seperti Turki dan Malaysia, di mana kepercayaan masyarakat terhadap emas sebagai instrumen investasi dan pelindung nilai sudah sangat kuat.

Namun demikian, ketika berbicara tentang potensinya di Indonesia, berbagai peluang dan tantangan perlu dianalisis secara cermat.

Di Turki, bank emas telah berkembang pesat sebagai bagian dari strategi diversifikasi sistem keuangan. Bank-bank di sana memungkinkan masyarakat menyimpan emas dalam bentuk fisik yang dikonversi menjadi rekening emas digital.

Di negara itu bank seperti Kuveyt Türk dan Türkiye Bankas menyediakan layanan seperti akun emas, transfer emas elektronik, dan deposito emas yang didukung oleh emas fisik yang disimpan secara aman.

Selain itu, Takasbank Gold Transfer System memungkinkan transfer emas antar bank secara elektronik, memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi tanpa perlu membawa emas fisik. Model ini berhasil karena kepercayaan masyarakat Turki terhadap emas sebagai aset stabil dan pelindung nilai.

Sementara itu, di Malaysia, bank emas juga mendapat sambutan hangat terlihat dari tingginya permintaan emas di negara tersebut. Malaysia menempati peringkat kedelapan dunia dengan permintaan emas tertinggi pada 2020. Angkanya melonjak 25 persen menjadi 18,5 ton dibandingkan 14,9 ton pada 2021.

Menurut laporan dari Forex Suggest, Malaysia berada di belakang Turki, Rusia, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), Vietnam, Iran, dan Mesir dalam grafik yang relevan.

Layanan seperti akun investasi emas ditawarkan oleh bank-bank besar di Malaysia, termasuk Maybank, CIMB, dan Public Bank, dengan fitur yang mempermudah nasabah membeli dan menjual emas secara digital.

Di negeri jiran itu, konsep bank emas diterapkan dengan dukungan pemerintah melalui regulasi yang jelas dan sosialisasi yang masif.

Bank emas di sana juga terintegrasi dengan platform syariah, sehingga menarik segmen pasar yang lebih luas, terutama umat Muslim.