Jakarta (ANTARA) - Menarik dilihat bagaimana reaksi pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong setelah menyaksikan permainan anak-anak asuhnya kala meraih kemenangan tipis 1-0 melalui gol Asnawi Mangkualam pada menit ke-76 melawan Myanmar pada laga pertama ASEAN Cup 2024 di Stadion Thuwunna, Yangon, Senin (9/12) lalu.
Memang Indonesia meraih tiga poin dari markas Myanmar di Yangon. Namun, secara permainan, skuad muda Garuda masih jauh dari kata sempurna pada laga tersebut.
Untuk pertama kalinya, Indonesia menurunkan skuad termudanya pada turnamen ini. Dengan pakem andalan 3-4-3, skuad Indonesia pada laga itu memiliki rata-rata umur 20,5 tahun. Pemain termuda di turnamen ini Arkhan Kaka yang berusia 17 tahun, bermain sejak menit awal di lini depan bersama Hokky Caraka. Sementara Myanmar menurunkan pemain-pemain terbaiknya dengan rerata usia 26,4 tahun.
Ada enam pemain debutan untuk tim senior yang diturunkan Shin Tae-yong pada sebelas pertamanya, di antaranya adalah Arkhan Kaka, Alfriyanto Nico, Zanadin Faris, Dony Tri Pamungkas, Kadek Arel, dan Cahya Supriadi. Victor Dethan dan Robi Darwis kemudian melengkapi debutan pada laga tersebut saat keduanya masuk di babak kedua.
Di babak pertama, tak adanya jam terbang internasional mayoritas para pemain muda sangat tampak. Mereka bermain tidak percaya diri sejak sepak mula.
Myanmar banyak memenangkan duel-duel penting. Pressing-pressing anak-anak asuh Myo Hlaing Win juga berhasil membuat pemain-pemain Indonesia, yang dimotori Zanadin Fariz dan Arkhan Kaka di lini tengah, kerap panik sehingga banyak salah mengumpan.
Di barisan pertahanan, trio Dony, Kadek, dan Muhammad Ferarri juga kesulitan membangun serangan. Ujungnya, strategi Myanmar yang diisi pemain-pemain senior, dengan strategi serangan balik cepat, lebih efektif di 45 menit pertama.
Pasukan Singa Burma berhasil melesatkan delapan tembakan dengan tiga tepat sasaran dan satu peluang emas. Beruntung, penyelesaian akhir mereka sangat buruk. Cahya Supriadi juga patut mendapatkan kredit khusus sebagai kiper karena menggagalkan tiga tembakan tim tuan rumah.
Buruknya penyelesaian akhir ini merupakan gambaran kualitas mengapa Myanmar ada di peringkat 167 dunia. Namun, di sisi lain, ini juga menjadi alarm untuk Indonesia yang ada 42 tingkat di atasnya karena kalau nantinya mereka bertemu lawan lebih kuat, ambil contoh Vietnam dan Filipina di dua laga terakhir fase grup, peluang-peluang yang diciptakan lawan mungkin akan lebih menghukum tim Garuda.
Berita Terkait
BIG umumkan penemuan 63 pulau baru di Indonsia
Kamis, 12 Desember 2024 11:15 Wib
Presiden GAMMA puji regenerasi atlet MMA di Indonesia
Kamis, 12 Desember 2024 11:14 Wib
Bahlil: Indonesia akan buat fasilitas penyimpanan minyak dekat Singapura
Rabu, 11 Desember 2024 15:18 Wib
MUBI angkat kisah perjuangan perempuan Indonesia di pameran "Herstory"
Rabu, 11 Desember 2024 14:34 Wib
PSSI dan Erspo buka sayembara desain jersei timnas Indonesia
Rabu, 11 Desember 2024 10:07 Wib
BSI targetkan 8.500 peserta program talenta wirausaha 2024
Rabu, 11 Desember 2024 9:00 Wib
Enam atlet Indonesia lolos ke final GAMMA World MMA Championship 2024
Selasa, 10 Desember 2024 10:33 Wib
Kabupaten Muba jadi pilot proyek Program Satu Data Desa Indonesia 2025
Selasa, 10 Desember 2024 10:11 Wib