Setop kesalah kaprahan penulisantanda baca dan ejaan

id sumpah pemuda 2024, bahasa Indonesia secara baik dan benar

Setop kesalah kaprahan penulisantanda baca dan ejaan

Seorang pejalan kaki mengamati mural bahasa di kawasan Rawamangun, Jakarta, Minggu (25/10). Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober mendatang menjadi momentum bagi seluruh WNI untuk mempererat persatuan bangsa serta menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jika mengacu pada EYD dan KBBI, penulisan judul tersebut seharusnya GP Ansor siapkan Astabisa untuk topang Astacita Prabowo-Gibran.

Di dalam KBBI VI Daring terdapat dua lema, satu bentuk terikat (asta-) dan satunya asta. Asta- bentuk terikat delapan, sedangkan asta bermakna makam keramat yang dianggap memiliki petuah.
 
Sumpah Pemuda

Sontak teringat kembali pada ikrar Sumpah Pemuda yang pernah berkumandang di arena Kongres II Pemuda, 27—28 Oktober 1928 atau 96 tahun lalu.   

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober merupakan momentum bagi pengguna bahasa Indonesia, termasuk wartawan, untuk selalu berupaya pengkristalan semangat dalam menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Wartawan seyogianya berada di garda depan dalam menjunjung bahasa persatuan karena hasil karya mereka tidak hanya informasi fakta-fakta di lapangan, tetapi menyajikan produk berupa kata-kata yang bakal menjadi acuan bagi pengguna bahasa Indonesia lainnya.

Ketaatan asas dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar adalah suatu keniscayaan agar pembaca yang notabene masyarakat tidak bingung dengan kosakata yang makna dan penulisannya berbeda-beda.

Dalam bukunya berjudul Cakrawala Bahasa Indonesia II (1992), Dr. Jusuf Sjarif Badudu menekankan bahwa bahasa jurnalistik harus tunduk pada kaidah bahasa yang telah dibakukan, baik kaidah tata bahasa, kaidah ejaan, maupun tanda baca.

J.S. Badudu mengemukakan bahwa bahasa jurnalistik juga harus menggunakan kata atau istilah yang sama maknanya dengan yang ditetapkan di dalam kamus.

Kaidah ejaan bisa vide KBBI, sedangkan penulisan tanda baca mengacu pada EYD V yang merupakan pedoman resmi dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Begitu pula dalam penggunaan tanda pisah (—). Tanda baca ini dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Contoh penggunaan tanda pisah sebagaimana termaktub dalam EYD V sebagai berikut.

Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling menggantikan dengan bagian yang dijelaskan.

Di dalam EYD V juga terdapat contoh penggunaan tanda baca tersebut. 

Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota di Indonesia.

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

Tanda pisah juga digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Tahun 2024—2029
Tanggal 26—31 Oktober 2024
Senin—Jumat
Jakarta—Bandung

Ketaatan dalam berbahasa Indonesia secara baik dan benar menunjukkan patriotisme dalam mewujudkan ikrar Sumpah Pemuda: Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Setop kesalahkaprahan penulisan tanda baca dan ejaan