Pendaki harus kedepankan etika saat mendaki gunung api aktif

id gunung api, erupsi, pendaki gunung

Pendaki harus kedepankan etika saat mendaki gunung api aktif

Arsip foto - Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari. (ANTARA/Iggoy el Fitra)

Jakarta (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengingatkan para pendaki harus mengedepankan etika saat mendaki gunung, khususnya gunung api yang berstatus aktif demi keselamatan diri setiap individu ataupun sebagai kelompok.

Kepala Basarnas Kusworo di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa sikap tidak memaksakan diri untuk tetap melanjutkan perjalanan mendaki gunung saat ada larangan dari otoritas adalah salah satu bentuk etika yang harus dikedepankan para pendaki.

Basarnas banyak menerima laporan peristiwa kecelakaan pendaki gunung terjadi karena sikap nekad diam-diam menerobos akses masuk jalur pendakian alih-alih tidak mengetahui kalau ada pelarangan, ataupun tidak dijaga dengan ketat oleh petugas penjaga gunung.

Dia mencontohkan misalnya seperti yang dialami puluhan orang pendaki Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Desember 2023.

Saat itu para pendaki nekad melakukan pendakian meskipun Gunung Marapi berstatus waspada atau level II dan masih menghembuskan abu vulkanik.

Alhasil, tiga orang pendaki dievakuasi tim Basarnas dengan status meninggal dunia dan sekitar 53 orang lainnya selamat meski harus mendapatkan perawatan medis karena kelelahan, luka bakar, dan sempat menghirup abu vulkanik.