Rusia tuduh Prancis mengikis kebebasan berpendapat dengan tahan pendiri Telegram Durov

id durov,telegram,prancis,rusia,kebebasan berpendapat

Rusia tuduh Prancis mengikis kebebasan berpendapat dengan tahan pendiri Telegram Durov

Arsip - Bendera nasional Rusia di Kremlin, Moskow, Rusia (6/1/2023). (ANTARA/Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr/aa)

Moskow (ANTARA) - Otoritas Perancis dituding mengikis nilai-nilai termasuk kebebasan berpendapat, dengan pernyataan mereka sendiri mengenai penangkapan pendiri Telegram Pavel Durov, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Selasa (27/8).

"Pejabat Paris tidak menunjukkan pengabaian, tetapi pengikisan nilai-nilai yang dinyatakan sendiri oleh mereka sebelumnya, termasuk kebebasan berpendapat," tulis Zakharova di Telegram, mengomentari kasus Durov.

Juru bicara Kemenlu Rusia tersebut memberikan perhatian khusus terhadap pernyataan yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (26/8).

"Sebelum pernyataannya (Presiden Macron), Kementerian Luar Negeri Perancis menjelaskan penolakannya untuk mengomentari situasi seputar pendiri Telegram untuk 'menghormati peradilan Prancis.' Apakah ini berarti Macron tidak menghormati peradilan Prancis?" tulis Zakharova di Telegram.