Ikhtiar menanggulangi Mpox

id kasus mpox,kasus mpox jakarta,gejala khas mpox

Ikhtiar menanggulangi Mpox

Ilustrasi - Petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet (Mpox) kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

Mpox telah menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia, dan dengan langkah-langkah yang terus dilakukan pemerintah
Penularan

Penularan Mpox antar-manusia terjadi akibat kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita Mpox.

Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak erat yang terjadi dalam waktu lama dengan orang yang terinfeksi Mpox, terlebih yang terpapar droplet maupun berhubungan seksual. Definisi lama pada kasus ini adalah lebih dari empat jam.

Penularan pun dapat terjadi apabila seseorang menggunakan atau menyentuh pakaian, sprei, selimut, maupun permukaan yang sebelumnya digunakan maupun telah terkontaminasi cairan tubuh atau cairan pada lepuhan orang yang menderita Mpox.

Seorang wanita yang hamil dan sedang terinfeksi Mpox bisa saja menularkan penyakit ini ke janinnya, maupun ketika proses persalinan melalui kontak kulit ibu dan bayi

Dilaporkan bahwa angka keparahan Mpox berkisar antara 1-10 persen dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok usia muda.

Kasus yang parah lebih banyak terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.

Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imun belum sempurna.

Hingga saat ini, belum ditemukan antivirus untuk penyakit Mpox, sama dengan penyakit lain yang setara dengan Mpox. Namun Mpox dapat dicegah dengan vaksinasi cacar smallpox.

Selain itu, penularan dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir, dengan teknik mencuci tangan yang benar.

Lalu, menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan yang mati mendadak maupun sedang sakit dan menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi penderita Mpox.

Apabila melakukan kontak dengan penderita Mpox tidak terhindarkan, maka gunakan alat pelindung diri ketika merawat orang yang terinfeksi Mpox.

Hal yang tak kalah penting yakni memasak makanan hingga matang, terutama untuk daging maupun jeroan hewan. Upaya lainnya yakni menerapkan perilaku seks yang aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan, serta tunda, atau setidaknya menggunakan kondom, ketika berhubungan intim dengan penderita Mpox.

Masyarakat perlu menggunakan masker untuk mencegah penularan Mpox ketika terpaksa berjumpa orang lain, membersihkan rumah, terutama permukaan benda yang sering disentuh oleh banyak orang, secara rutin.

Kemudian, pelaku perjalanan yang kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan. Pasien Mpox wajib diisolasi atau karantina mandiri, agar tidak menularkan virus ke orang lain.

Penanggulangan

Dalam menanggulangi kondisi Mpox yang sedang terjadi saat ini, Kementerian Kesehatan melakukan tiga upaya penanggulangan yakni surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.

Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. Upaya terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox, serta pemantauan kondisi pasien.

Kementerian Kesehatan juga melakukan vaksinasi Mpox terutama pada populasi yang paling berisiko, yaitu laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status orang dengan human immunodeficiency virus (ODHIV).

Namun saat ini Kemenkes belum menilai perlu dilakukannya vaksinasi Mpox massal karena belum ada rekomendasi dari WHO. Vaksin masih diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko terpapar virus.

Di Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terus meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit Mpox guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Pemerintah terus menjalankan sistem cegah tangkal terhadap Mpox meliputi promosi kesehatan terkait pencegahan dan penularan Mpox, pelaporan penemuan kasus melalui rumah sakit dan puskesmas.

Selain itu, dilakukan pula studi kasus kontrol yang memberikan rekomendasi penanganan. Hasil studi mengidentifikasi kelompok rentan penularan Mpox, yaitu laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual serta pasien HIV atau IMS. Kelompok ini diutamakan dalam program edukasi dan promosi kesehatan terkait Mpox.

Adapun program vaksinasi Mpox tahun 2023 lalu telah menjangkau 495 orang dari populasi kunci atau kelompok risiko tinggi di DKI Jakarta.

Mpox telah menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia, dan dengan langkah-langkah yang terus dilakukan pemerintah, diharapkan kasus Mpox dapat diminimalisasi.

Selain itu, masyarakat juga perlu tetap waspada serta berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit ini. Meskipun belum ada pengobatan khusus, pengobatan simptomatik dan suportif berdasarkan gejala yang ditimbulkan dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ikhtiar menanggulangi Mpox