Dia menjelaskan, importir dari Kamboja dan Tiongkok berkeinginan memperbanyak impor komoditas perkebunan dari Sumatera Selatan ke negaranya.
"Sebelumnya importir dari kedua negara tersebut menjadwalkan mengimpor vanili dari Desa Cacar, Kabupaten Musi Rawas, dan kini dijajaki impor kopi Pagaralam," ujarnya.
Menurut dia, Tim Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumsel siap memfasilitasi petani mengekspor komoditas yang dihasilkannya agar tidak menghadapi masalah karantina atau notifikasi ketidaksesuaian (notification of non- compliance) di negara tujuan ekspor.
"Tim kami tidak hanya memfasilitasi ekspor vanili dan kopi, tetapi komoditas lain seperti rempah-rempah, daun kelor dan lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, seperti diketahui beberapa tahun terakhir terjadi perubahan gaya hidup dan perekonomian masyarakat Tiongkok sehingga perlahan membuat kopi menjadi primadona baru di negara tersebut,
Kondisi tersebut merupakan peluang pangsa pasar sangat baik yang harus dimanfaatkan sebaik baiknya dengan menjamin kopi hasil dari perkebunan di kota yang dikenal dengan keindahan Gunung Demponya itu terbebas dari hama penyakit tumbuhan, kata Kostan.