Ia menyebut menurunnya kualitas udara tersebut akibat kabut asap dari provinsi tetangga yang terbawa angin hingga ke Sumbar.
"Kami sudah koordinasi dengan Dinas Kehutanan. Dalam 12 jam terakhir, tidak ada kebakaran lahan dan hutan di Sumbar yang bisa menyebabkan kabut asap," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi membenarkan hal tersebut. Berdasarkan aplikasi SiPongi milik KLHK yang menjadi rujukan keberadaan titik panas (hot spot) dalam 12 jam terakhir hanya satu titik warna kuning (tingkat kepercayaan 30-78 persen) yang terpantau di Pesisir Selatan.
"Dua hari terakhir memang ada kebakaran lahan di Dharmasraya dan Agam. Namun petugas di lapangan bisa dengan cepat memadamkan api. Dalam 12 jam terakhir tidak ada lagi titik api (fire spot) yang terpantau," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat dan perusahaan pemilik lahan untuk tidak menggunakan cara membakar dalam membersihkan lahan karena kondisi kering akibat tidak ada hujan seminggu terakhir membuat api mudah menjalar.