BPBD OKU imbau masyarakat waspada cuaca ekstrem

id Cuaca ekstrim, musim kemarau, dampak kekeringan, El Nino, BPBD OKU

BPBD OKU imbau masyarakat  waspada cuaca ekstrem

BPBD OKU memadamkan api karhutla yang terjadi akibat musim kemarau panjang. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan mengimbau masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem seperti kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Apalagi berdasarkan peringatan dini dari BMKG pada Oktober 2023 ini sudah memasuki puncak musim kemarau," kata Manager Pusdalops BPBD OKU Gunalfi di Baturaja, Senin.

Menurut dia, situasi ini perlu diwaspadai namun masyarakat tidak perlu panik secara berlebihan.

Beberapa antisipasi yang dapat dilakukan atas paparan suhu ekstrem ini antara lain mengurangi aktivitas yang terpapar langsung dengan matahari, memperbanyak konsumsi air putih guna mengurangi dehidrasi dan menggunakan alat pelindung diri seperti topi dan baju berlengan panjang saat beraktivitas di luar rumah.

"Sosialisasi tentang dampak cuaca ekstrem ini sudah kami sampaikan kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial," katanya.

BPBD OKU pun telah menyebar spanduk larangan membuka lahan pertanian ataupun perkebunan dengan cara dibakar karena berpotensi menimbulkan karhutla.

"Termasuk kami mendirikan posko penanggulangan karhutla di setiap kecamatan di Kabupaten OKU," ujarnya.

Sementara berdasarkan rilis dari BMKG menyebutkan bahwa wilayah Sumatra Selatan saat ini memasuki puncak suhu maksimum dengan kondisi ekstrem.

Sejak akhir September 2023, suhu maksimum yang tercatat pada pengamatan Staklim Sumsel pada pos Kenten menunjukkan nilai di atas percentil 95 persen.

Artinya suhu maksimum pada siang hari tersebut berada dalam kategori ekstrem karena di atas range normal dalam 30 tahun terakhir.

Kemarau dengan sifat yang lebih kering karena adanya El Nino merupakan salah satu faktor pemicu terjadi suhu ekstrem tersebut.

Dengan rendahnya uap air di udara akibat kemarau, menyebabkan radiasi langsung matahari yang sampai ke permukaan bumi menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Pada kondisi terdapat uap air sebagian radiasi langsung tersebut akan diserap atau juga dipantulkan kembali ke atmosfer dan ketiadaan awan-awan juga menambah kuatnya radiasi matahari hingga menembus permukaan tanah.

Pada 1-2 pekan ke depan pada periode Oktober 2023 seiring titik kulminasi yang terjadi Sumsel mengikuti gerak semu matahari menuju Bumi Belahan Selatan (BBS) akan meningkatkan suhu udara di permukaan.

"Pada saat ini Sumsel akan memasuki periode puncak suhu maksimum utama dalam siklus tahunan dengan kategori ekstrem," ujar Gunalfi.