Peneliti: Indonesia pemegang kunci industri kendaraan listrik
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya menyatakan bahwa Indonesia merupakan pemegang kunci industri kendaraan listrik dengan potensi pasar yang menjanjikan.
Peneliti senior PPKE FEB Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso kepada ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, mengatakan bahwa dengan dukungan sumber daya alam (SDA) bahan baku utama pembuatan baterai, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik.
"Saat ini Indonesia menyuplai hampir 50 persen kebutuhan nikel (bahan baku utama baterai untuk kendaraan listrik) di pasar global dengan kompetitor utama Australia," kata Joko Budi.
Joko Budi menjelaskan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia yang mencapai 5,3 miliar ton. Dengan kondisi tersebut, SDA Indonesia harus dimanfaatkan secara bijak dalam mendukung kedaulatan dan menjaga pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, kebijakan hilirisasi yang digaungkan pemerintah saat ini menjadi kunci dalam memberikan nilai tambah tinggi bagi pengelolaan SDA di dalam negeri dan perekonomian Indonesia ke depan.
Peneliti senior PPKE FEB Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso kepada ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, mengatakan bahwa dengan dukungan sumber daya alam (SDA) bahan baku utama pembuatan baterai, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik.
"Saat ini Indonesia menyuplai hampir 50 persen kebutuhan nikel (bahan baku utama baterai untuk kendaraan listrik) di pasar global dengan kompetitor utama Australia," kata Joko Budi.
Joko Budi menjelaskan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia yang mencapai 5,3 miliar ton. Dengan kondisi tersebut, SDA Indonesia harus dimanfaatkan secara bijak dalam mendukung kedaulatan dan menjaga pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, kebijakan hilirisasi yang digaungkan pemerintah saat ini menjadi kunci dalam memberikan nilai tambah tinggi bagi pengelolaan SDA di dalam negeri dan perekonomian Indonesia ke depan.