Herry menilai Fajar/Rian masih banyak melakukan kesalahan sendiri yang seharusnya tak dilakukan pemain papan atas.
Sementara ganda putra lainnya, seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri belum menunjukkan konsistensi.
Ketiganya kerap menciptakan kejutan dengan mengalahkan ganda putra papan atas dunia, tetapi di lain hari mereka kembali kalah.
Herry pun mengibaratkan performa mereka seperti roller coaster. Kadang bagus dan berada di puncak seperti Bagas/Fikri yang pernah jadi juara All England 2022, atau Pram/Yere yang menjuarai Kejuaraan Asia, dan Leo/Daniel berjaya di Indonesia dan Thailand Masters.
Akan tetapi setelah itu, performa mereka merosot, sering kalah pada babak-babak awal, dan belum konsisten.
Hanya waktu yang dibutuhkan bagi ketiga pasangan tersebut agar bisa lebih matang dan masuk jajaran elite ganda putra dunia. Tentu, hasil dari polesan tim pelatih ganda putra tidaklah instan.