Pemkab OKU Timur bentuk tim pengelola Bapak Asuh Anak Stunting

id Tim pengelola BAAS, bapak asuh anak stunting, angka stunting, Pemkab OKU Timur,Pemkab OKU Timur bentuk tim,bentuk tim pe

Pemkab OKU Timur bentuk tim pengelola Bapak Asuh Anak Stunting

Pemkab OKU Timur gelar rembuk stunting dan pembentukan tim pengelola BAAS, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan membentuk tim pengelola Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) guna menekan angka stunting atau penyakit kekerdilan pada anak/balita di daerah itu.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKU Timur Zaenal Abidin di Martapura, Selasa mengatakan,Rembug Stunting sekaligus pembentukan BAAS menindaklanjuti Perbup Nomor 19 Tahun 2019 tentang pencanangan dan komitmen penanganan stunting di OKU Timur.

Tim pengelola BAAS dibentuk dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang berperan membantu pemerintah dalam menurunkan stunting, baik melalui pembinaan, penyuluhan, dan menerima laporan jika menemukan warga yang mengalami penyakit gagal tumbuh pada anak.

Pada program ini, bapak asuh akan langsung menyasar gizi anak asuhnya melalui makanan sehat yang dibuat oleh tim pendamping keluarga (TPK) di wilayah itu.

Dia menjelaskan, program ini menyasar pada calon pengantin, ibu hamil dan anak-anak bayi umur dua tahun yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Bapak asuh yang tergabung dalam program ini memiliki konsep yaitu setiap donatur akan membantu anak-anak asuhnya yang terkena stunting dan berasal dari keluarga tidak mampu, berupa dana yang akan digunakan oleh TPK untuk membuat makanan yang sehat dengan gizi seimbang.

"Dalam program ini ada dua fokus asuhan yang akan diberikan donatur kepada keluarga berisiko stunting, yakni asuhan prioritas dan asuhan pendamping," jelasnya.

Asuhan prioritas sendiri fokus pada dua kegiatan yaitu pemberian makanan tambahan dan bantuan sanitasi termasuk akses air bersih.

Sedangkan, asuhan pendamping yaitu donatur dapat memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada keluarga berisiko stunting secara kelompok atau intrapersonal.

"Alhamdulillah berdasarkan data terakhir angka stunting di OKU Timur tahun ini hanya 103 anak dan diharapkan melalui upaya ini kedepan menjadi zero stunting," ujar dia.