Menatap layar terlalu lama bisa sebabkan mata kering

id mata kering,screen time,kesehatan mata,Bulan Kesadaran Mata Kering,Sakit mata, bermain hp, sakit kepala,ponsel, televisi

Menatap layar terlalu lama bisa sebabkan mata kering

Ilustrasi (teen.co.id)

Penelitian National Library of Medicine tahun 2021 mendapati gejala mata kering yang parah lebih umum terjadi pada kalangan yang menggunakan layar elektronik selama lebih dari empat jam per hari.

Sementara itu, Headphones Addict tahun 2023 mengungkap bahwa rata-rata durasi tatap layar (screen time) masyarakat Indonesia menggunakan ponsel adalah 5 jam 39 menit per hari, yang menjadi durasi terlama di dunia.

Kemudian, screen time masyarakat Indonesia melalui berbagai perangkat elektronik baik televisi, komputer, tablet, ponsel, dan sebagainya, berada di peringkat kesebelas terlama di dunia yakni 7 jam 42 menit.

Nina mengatakan, mata kering terjadi akibat tiga mekanisme yakni Meibomian Gland Dysfunction (MGD) atau kerusakan kelenjar meibom pada kelopak mata, Evaporative Dry Eye (EDE) atau penguapan air mata berlebih, dan Aqueous Deficient Dry Eye (ADDE) atau penurunan produksi air mata.

MGD menjadi penyebab tersering mata kering. Pada populasi Asia, persentase MGD lebih besar dibandingkan kelompok penduduk di wilayah lain, yakni berkisar 46-70 persen. Beberapa studi juga mendapati bahwa kalangan dengan durasi tatap layar lebih dari 4 jam lebih berisiko mengalami MGD.

Nina kemudian menyarankan modifikasi kebiasaan penggunaan perangkat elektronik guna mencegah mata kering.

"Bukan berarti harus berhenti bekerja dengan komputer, tapi coba memodifikasi posisinya, durasinya, atau perbanyak jedanya," ujar Nina.

Adapun jeda yang direkomendasikan adalah setelah menatap layar 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat benda lain yang berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter.

"Lalu kalau kita bicara pengobatan, kita bisa juga menjaga agar istirahat cukup, konsumsi air yang cukup. Jika masih dalam tahapan awal, masih mungkin melakukan pengobatan sederhana melalui obat tetes mata yang tersedia di apotik sesuai peringatan yang ada di situ. Jika tidak membaik, harus diperiksakan ke dokter," pungkas Nina.