Museum MACAN gelar pameran "Somewhere, Elsewhere, Nowhere"

id museum macan, isabel dan alfredo aquilizan,karya seni,somewhere elsewhere nowhere

Museum MACAN gelar pameran "Somewhere, Elsewhere, Nowhere"

Instalasi berskala besar "In-Habit: Project Another Country" karya pasangan perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan dalam pameran "Somewhere, Elsewhere, Nowhere" di Museum MACAN Jakarta, Kamis (22/06/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)

Instalasi dengan tinggi 4 meter dan lebar 12 meter ini menggambarkan kehidupan masyarakat Filipina di tengah kehidupan metropolitan.

Dalam karya interaktif itu pengunjung dapat masuk dengan hati-hati ke pusat parabola, dan mereka akan melihat sebuah lanskap yang dipadati perumahan menyebar dari pusat ke pinggir. Penonton memiliki perspektif unik yang memungkinkan mereka mengamati seluruh wilayah yang terbuat dari kardus.

Lukisan petani di Yogyakarta dengan arit karya pasangan perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan dalam pameran "Somewhere, Elsewhere, Nowhere" di Museum MACAN Jakarta, Kamis (22/06/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)
Selain itu ada juga instalasi berbentuk sayap malaikat yang dinamai “Project Be-longing (Last Flight)” dari sandal jepit bekas yang disumbangkan oleh masyarakat. Instalasi berbentuk sayap juga ada dalam material arit atau alat memotong rumput, yang mereka temui saat residensi di Yogyakarta pada tahun 2015.

Selama menjalani kehidupan di Yogyakarta, Isabel dan Alfredo menemukan bahwa masyarakat Indonesia sangat gemar memelihara burung dan menaruhnya dalam sangkar. Itu sebabnya mereka membuat projek berjudul “Caged”, di mana sebanyak 93 sangkar burung dari kayu jati bekas dan bambu dari pengrajin Yogyakarta disusun menjadi sayap pesawat dalam ukuran asli.

Instalasi "Caged" menggambarkan manusia seperti burung yang sebenarnya ingin terbang bebas, namun, seringkali terperangkap dalam keadaan yang digambarkan sebagai sangkar.

Isabel dan Alfredo juga membawa kehidupan khas Filipina ke dalam instalasi karya seninya, seperti menampilkan rumah panggung warga Bajau yang ada di wilayah perbatasan dan kain tenun Piña yang terbuat dari serat daun nanas, komoditas khas Filipina.

Direktur Museum MACAN Aaron Seeto mengungkapkan kegembiraannya bahwa pasangan perupa tersebut memilih Indonesia sebagai destinasi pertama untuk memamerkan hasil karyanya.

“Kami sangat bangga pada projek ini dan sangat senang telah menjadi bagian dari eksibisi skala besar dari perupa yang sangat terkenal,” ucap Aaron.

Untuk melibatkan partisipasi pengunjung, Ketua Yayasan Museum MACAN Fanessa Adikoesoemo mengatakan Museum MACAN mengundang perwakilan sekolah dan siswa untuk memberikan edukasi terkait karya seni agar seni dapat diakses oleh masyarakat luas.

“Visi kami adalah membuat seni dapat diakses oleh publik yang lebih luas dan mendukung audiens yang lebih muda untuk terlibat lebih jauh dengan komunitas seniman,” ucap Fanessa.

Sejak dibuka enam tahun lalu, Museum MACAN telah menjangkau lebih dari 270.000 anak dan siswa dari berbagai sekolah di seluruh Indonesia, baik offline maupun online, melalui Jaringan Art Education Support Museum MACAN.

Fanessa memahami bahwa pendidikan seni sangat penting dalam menumbuhkan kreativitas, kepercayaan diri, dan keterampilan memecahkan masalah untuk usia yang lebih muda, keterampilan yang akan bermanfaat bagi setiap orang.

Pameran Isabel dan Alfredo Aquilizan "Somewhere, Elsewhere, Nowhere" berlangsung mulai tanggal 24 Juni hingga 8 Oktober 2023.