Harimau Sumatera mati terjeratdi Pasaman

id Harimau Sumatera mati terjerat,jerat babi di sumbar,harimau sumatera,berita sumsel, berita palembang

Harimau Sumatera mati terjeratdi Pasaman

Tim medis sedang memeriksa luka pada bagian badan luar harimau Sumatera. 

Polisi melakukan tindakan itu semata-mata untuk mengamankan harimau sumatera, mengingat satwa itu dilindungi Undang-Undang.
 
Berdasarkan informasi di lokasi, ada satu individu harimau sumatera yang berada di sekitar lokasi satwa terjerat, sehingga BKSDA Sumbar memerintahkan Tim WRU SKW I bersama Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) Sontang Cubadak dan Tim PAGARI Panti Selatan untuk berpatroli penghalauan harimau sumatera untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selanjutnya dilakukan pemasangan kamera trap atau jebak di sekitar lokasi.
 
BKSDA Sumbar sangat prihatin terhadap hal tersebut dan dunia konservasi berduka. BKSDA menyampaikan kepada masyarakat agar tidak memasang jerat dengan alasan apapun karena hal tersebut dapat membahayakan satwa yang dilindungi, sehingga dapat dikenakan sanksi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAE .
 
Masyarakat Sumbar agar selalu berkoordinasi dengan Balai KSDA Sumbar untuk melakukan tindakan apapun menyangkut satwa dilindungi di nomor call centre 081266131222.

Gagal pernapasan
 
Tim Medis Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menduga kematian harimau sumatera yang terjerat oleh jerat babi di Jorong Tikalak, Nagari Tanjung Beringin, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, karena gagal pernapasan.
 
Dokter TMSBK Bukittinggi drh Yoli Zulfanedi mengatakan ini ditandai dengan mukosa atau lidah yang membiru atau sianosis dan diperparah dengan kondisi kondisi stres yang disebabkan karena suhu panas.
 
Kondisi ini terjadi, kemungkinan akibat jeratan tali pada leher satwa tersebut. Namun, hal itu belum bisa dipastikan, karena identifikasi awal satwa hanya dilakukan di Mako Polsek Lubuk Sikaping.
 
Tim dokter tidak menemukan luka terbuka pada bagian tubuh dari harimau berkelamin betina dengan usia di bawah dua tahun atau remaja itu.
 
Untuk memastikan kematian, satwa itu perlu di-nekropsi atau bedah bangkai di UPTD Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang.
 
UPTD Rumah Sakit Hewan Sumbar menyatakan nekropsi dengan melibatkan lima dokter dan paramedis dari UPTD Rumah Sakit Hewan Sumbar. Nekropsi dilakukan pada Selasa (16/5) pukul 19.37 WIB.
 
Nekropsi tersebut dilakukan pada bagian fisik luar terdiri dari kulit, bulu, mata, selaput lendir, rongga mulut, kaki dan tangan. Dari pengamatan luar dari kondisi fisik tidak ada perubahan sama sekali.
 
Selanjutnya dilakukan penyayatan untuk membuka rongga dada dan membuka bagian perut untuk melihat kejanggalan yang tidak tergambarkan saat pemeriksaan pada bagian luar atau fisik.
 
Hasil pengamatan yang dilakukan bersama tim dokter, terdapat beberapa kondisi tubuh yang tidak normal, yakni pada rongga dada dan perut yang terjadi perobahan secara normatif tidak seperti mati normal.