OKU Timur targetkan sejuta ton GKP

id Panen padi, gkp, gabah , panen, Oku timur, sumsel

OKU Timur targetkan sejuta ton GKP

Bupati OKU Timur, Lanosin Hamzah menghadiri panen raya di Desa Sumber Jaya, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Martapura (ANTARA) - Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, pada 2023 menargetkan mampu memproduksi sebanyak sejuta ton Gabah Kering Panen (GKP) hasil pertanian yang dihasilkan petani di daerah itu.

Kepala Dinas Pertanian OKU Timur, Junadi di Martapura, Selasa mengatakan, berdasarkan data statistik tahun 2022 hasil produksi padi di OKU Timur mencapai 689.678 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 811.385 ton GKP dari luas lahan seluas 108.141 hektare (Ha).

Hasil produksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 20 persen dibandingkan tahun 2021 yang dihasilkan petani di wilayah itu.

"Oleh sebab itu kami optimistis tahun 2023 mampu memproduksi sejuta ton GKP dari 133.893 Ha total luas lahan pertanian yang ada di OKU Timur," tegasnya.

Untuk mengejar target tersebut pihaknya menggandeng PT Agricon Indonesia yang hadir untuk membantu petani dalam meningkatkan hasil pertanian.

Pihak perusahaan ini berperan sebagai penyedia produk Spontan untuk membasmi hama penggerek barang padi dan produk Inari guna menaikkan bobot produksi padi.

Melalui produk yang disediakan tersebut diharapkan dapat mempermudah petani dalam bercocok tanam sekaligus menekan biaya pertanian.

"Sebenarnya kerja sama dengan perusahaan ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Alhamdulillah hasil produksi pertanian di OKU Timur pun setiap tahunnya terus meningkat," ujarnya.

Direktur PT Agricon Indonesia, Hermawan Siswanto mengatakan bahwa sejatinya petani Indonesia perlu meningkatkan produksi hasil pertanian serta menghilangkan resiko gagal panen.

"Maka dari itu kami hadir bersama petani dengan motto 'Agricon Untuk Petani' dengan tujuan membantu dalam meningkatkan produksi dan mengatasi hama," tegasnya.

Selain mengantisipasi hama, kata dia, produk yang disediakan oleh perusahaan ini juga dapat menekan biaya produksi petani dengan selisih harga mencapai Rp400 ribu per hektare.

"Ini salah satu pilihan terbaik karena sudah dibuktikan oleh petani di OKU Timur yang melaksanakan panen raya hari ini," ujarnya.