Palembang (ANTARA) - Belasan seniman di Kota Palembang, Sumatera Selatan menggelar acara melukis bersama dan membaca puisi perjuangan memperingati perang lima hari lima malam upaya tentara dan masyarakat mempertahankan kota setempat agar tindak kembali dijajah Belanda.
Kegiatan ekspresi melukis dan membaca puisi tersebut digelar di pelataran monumen perjuangan rakyat (Monpera) di depan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo Palembang, Selasa.
Salah seorang seniman Palembang, Ali Goik menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan peringatan perang lima hari lima malam yang berlangsuntg tanggal 1-5 Januari 2023.
Perang/pertempuran lima hari lima malam di Palembang merupakan peristiwa perlawanan tentara Indonesia (TRI) terhadap serangan pasukan tentara Belanda (NICA) yang terjadi selama lima hari berturut-turut sejak tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Upaya Belanda untuk menguasai kembali Indonesia ditempuh dengan tiga cara yaitu aksi militer, melakukan pembentukan negara boneka, dan menjaga agar Indonesia tetap berada di bawah kekuasaan mereka.
Palembang adalah salah satu wilayah strategis Indonesia yang menjadi tujuan Belanda untuk kembali mereka kuasai karena kekayaan alamnya serta potensi Bumi Sriwijaya itu sebagai pusat pemerintahan, kekuatan militer, dan kegiatan politik maupun ekonomi di Sumatra Selatan.
Sementara itu bagi rakyat Palembang, pertempuran ini menjadi momentum perjuangan mereka untuk mempertahankan tanahnya agar tindakan penjajahan tidak terulang kembali pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan bisa mengingatkan kembali warga Kota Palembang terutama generasi muda agar menghargai jasa para pejuang dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal positif, semangat belajar, bekerja, terus melakukan inovasi, dan mengembang diri agar memiliki kemampuan daya saing yang kuat, kata Ali.
Sebelumnya peringatan perang lima hari lima malam di Palembang, Minggu (1/1) digelar diskusi dan nonton bareng film sejarah perjuangan.
Kemudian Senin (2/1) dilanjutkan dengan kegiatan diskusi sejarah dan budaya dengan tema “Nasib Sejarah dan Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang".
Diskusi sejarah dan budaya tersebut dengan narasumber budayawan Sumsel Vebri Al Lintani, Penggiat Budaya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Wanda Lesmana, dilanjutkan dengan nonton bareng film Kadet 1947, ujar Ali.
Ketua Panitia kegiatan tersebut Dedi Irwanto menambahkan peringatan perang lima hari lima malam diupayakan terus digalakkan dengan acara yang lebih menarik perhatian semua kalangan.
“Alhamdulilah acara beberapa hari ini sukses, dan diharapkan acara puncaknya 5 Januari 2023 lebih ramai dan bisa dihadiri siswa berbagai tingkatan sekolah sebagai edukasi sejarah bagi generasi muda penerus bangsa," ujar Dedi.