Serena Williams tersingkir dari US Open, impian akhiri karier gemilang pupus sudah
Jakarta (ANTARA) - Impian Serena Williams untuk mengakhiri karier gemilangnya dengan kemenangan pupus sudah ketika ikon tenis itu tersingkir dari US Open dengan kekalahan dari petenis Australia Ajla Tomljanovic, Jumat waktu setempat.
Williams yang berusia 40 tahun -- yang bulan lalu mengisyaratkan bahwa dia berencana pensiun setelah Open -- disingkirkan 7-5 6-7(4/7) 6-1 oleh Tomlajonovic dalam pertarungan tiga jam lima menit.
Williams, ikon olahraga dan budaya, yang mengumpulkan 23 gelar tunggal Grand Slam dalam 27 tahun karier profesionalnya, mencurahkan segala yang dia miliki di hadapan kerumunan partisan yang bersemangat di Arthur Ashe Stadium.
Namun, seperti disiarkan AFP, petenis veteran itu tampak lesu pada set ketiga yang menentukan, lelah dengan tuntutan penampilan heroik set kedua yang membuatnya menyamakan kedudukan dalam tie break.
Saat Tomljanovic memimpin 5-1 di set ketiga, Williams mengerahkan setiap tetes semangat juangnya untuk mencegah kekalahan, menyelamatkan lima match point dalam gim ketujuh maraton sebelum akhirnya menyerah.
Setelah itu, Williams memberi hormat kepada penonton ketika lagu Tina Turner "Simply the Best" dinyanyikan di tribun.
Ketika ditanya di lapangan apakah ada kemungkinan dia akan memperpanjang kariernya, dia menjawab: "Saya rasa tidak, tetapi Anda tidak pernah tahu."
"Ini perjalanan yang menyenangkan."
"Ini adalah perjalanan paling luar biasa yang pernah saya jalani, maksud saya, dalam hidup saya."
"Saya sangat berterima kasih kepada setiap orang yang pernah berkata, 'Semangat, Serena,' dalam hidup mereka. Anda membawa saya ke sini."
Williams memberikan pujian khusus untuk orang tuanya Richard Williams dan Oracene Price yang telah menempatkan dia dan kakak perempuannya Venus di jalan menuju ketenaran.
"Semuanya dimulai dengan orang tua saya," ujar Williams.
"Mereka pantas mendapatkan segalanya. Jadi saya sangat berterima kasih untuk mereka."
Terhebat sepanjang masa
Williams juga memberikan penghormatan kepada saudara perempuannya yang menontonnya dari tribun.
"Saya tidak akan menjadi Serena jika tidak ada Venus, jadi terima kasih, Venus. Dia satu-satunya alasan Serena Williams ada," katanya.
Sementara itu, Tomljanovic mengungkapkan kekecewaannya karena karier Williams hampir berakhir.
"Saya merasa sangat menyesal hanya karena saya mencintai Serena sama seperti kalian," katanya kepada penonton.
"Apa yang dia lakukan untuk saya, untuk olahraga tenis, luar biasa."
"Saya tidak pernah berpikir saya akan memiliki kesempatan untuk bermain dengannya di pertandingan terakhirnya ketika saya ingat menontonnya di semua final, jadi ini adalah momen yang tidak nyata bagi saya."
Tomljanovic mengatakan dia juga tidak percaya bahwa dia memenangi pertandingan.
"Bahkan sampai poin terakhir, saya tahu bahwa dia dalam posisi untuk menang bahkan ketika dia kalah 5-1," kata Tomljanovic.
"Itulah dia. Dia yang terhebat sepanjang masa. Titik."
Tomljanovic (29) tidak pernah melangkah lebih jauh dari perempat final turnamen Grand Slam dan berada di peringkat ke-49 di dunia.
Namun petenis Australia itu menunjukkan ketenangan yang luar biasa dalam menghadapi tekanan luar biasa dari Williams dan penonton tuan rumah yang bertekad untuk memenangi lawannya.
Setiap unforced error atau kesalahan yang dilakukan oleh Tomljanovic disambut oleh sorakan dari penonton New York, yang sebaliknya sebagian besar tetap diam setiap kali petenis Australia itu melepaskan pukulan kemenangan.
Sementara itu, Williams dikecewakan oleh servisnya, yang secara luas dianggap sebagai salah satu senjata paling andal sepanjang kariernya. Meskipun dia masih mampu melakukan 11 ace selama pertandingan, dia dipatahkan tidak kurang dari delapan kali.
Tomljanovic bangkit dari ketertinggalan 5-3 pada set pertama untuk mematahkan servis Williams, sebelum merebut empat gim langsung untuk memimpin lebih dulu.
Tomljanovic juga memaksa Williams menjalani tie break pada set kedua setelah petenis senior itu memimpin 4-0. Williams menyamakan kedudukan menjadi 1-1, tetapi set kedua satu jam 23 menit yang menguras energi jelas berdampak pada petenis Amerika itu.
Di set penentuan, Tomljanovic dengan cepat membangun keunggulan 5-1 sebelum akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan.
Williams yang berusia 40 tahun -- yang bulan lalu mengisyaratkan bahwa dia berencana pensiun setelah Open -- disingkirkan 7-5 6-7(4/7) 6-1 oleh Tomlajonovic dalam pertarungan tiga jam lima menit.
Williams, ikon olahraga dan budaya, yang mengumpulkan 23 gelar tunggal Grand Slam dalam 27 tahun karier profesionalnya, mencurahkan segala yang dia miliki di hadapan kerumunan partisan yang bersemangat di Arthur Ashe Stadium.
Namun, seperti disiarkan AFP, petenis veteran itu tampak lesu pada set ketiga yang menentukan, lelah dengan tuntutan penampilan heroik set kedua yang membuatnya menyamakan kedudukan dalam tie break.
Saat Tomljanovic memimpin 5-1 di set ketiga, Williams mengerahkan setiap tetes semangat juangnya untuk mencegah kekalahan, menyelamatkan lima match point dalam gim ketujuh maraton sebelum akhirnya menyerah.
Setelah itu, Williams memberi hormat kepada penonton ketika lagu Tina Turner "Simply the Best" dinyanyikan di tribun.
Ketika ditanya di lapangan apakah ada kemungkinan dia akan memperpanjang kariernya, dia menjawab: "Saya rasa tidak, tetapi Anda tidak pernah tahu."
"Ini perjalanan yang menyenangkan."
"Ini adalah perjalanan paling luar biasa yang pernah saya jalani, maksud saya, dalam hidup saya."
"Saya sangat berterima kasih kepada setiap orang yang pernah berkata, 'Semangat, Serena,' dalam hidup mereka. Anda membawa saya ke sini."
Williams memberikan pujian khusus untuk orang tuanya Richard Williams dan Oracene Price yang telah menempatkan dia dan kakak perempuannya Venus di jalan menuju ketenaran.
"Semuanya dimulai dengan orang tua saya," ujar Williams.
"Mereka pantas mendapatkan segalanya. Jadi saya sangat berterima kasih untuk mereka."
Terhebat sepanjang masa
Williams juga memberikan penghormatan kepada saudara perempuannya yang menontonnya dari tribun.
"Saya tidak akan menjadi Serena jika tidak ada Venus, jadi terima kasih, Venus. Dia satu-satunya alasan Serena Williams ada," katanya.
Sementara itu, Tomljanovic mengungkapkan kekecewaannya karena karier Williams hampir berakhir.
"Saya merasa sangat menyesal hanya karena saya mencintai Serena sama seperti kalian," katanya kepada penonton.
"Apa yang dia lakukan untuk saya, untuk olahraga tenis, luar biasa."
"Saya tidak pernah berpikir saya akan memiliki kesempatan untuk bermain dengannya di pertandingan terakhirnya ketika saya ingat menontonnya di semua final, jadi ini adalah momen yang tidak nyata bagi saya."
Tomljanovic mengatakan dia juga tidak percaya bahwa dia memenangi pertandingan.
"Bahkan sampai poin terakhir, saya tahu bahwa dia dalam posisi untuk menang bahkan ketika dia kalah 5-1," kata Tomljanovic.
"Itulah dia. Dia yang terhebat sepanjang masa. Titik."
Tomljanovic (29) tidak pernah melangkah lebih jauh dari perempat final turnamen Grand Slam dan berada di peringkat ke-49 di dunia.
Namun petenis Australia itu menunjukkan ketenangan yang luar biasa dalam menghadapi tekanan luar biasa dari Williams dan penonton tuan rumah yang bertekad untuk memenangi lawannya.
Setiap unforced error atau kesalahan yang dilakukan oleh Tomljanovic disambut oleh sorakan dari penonton New York, yang sebaliknya sebagian besar tetap diam setiap kali petenis Australia itu melepaskan pukulan kemenangan.
Sementara itu, Williams dikecewakan oleh servisnya, yang secara luas dianggap sebagai salah satu senjata paling andal sepanjang kariernya. Meskipun dia masih mampu melakukan 11 ace selama pertandingan, dia dipatahkan tidak kurang dari delapan kali.
Tomljanovic bangkit dari ketertinggalan 5-3 pada set pertama untuk mematahkan servis Williams, sebelum merebut empat gim langsung untuk memimpin lebih dulu.
Tomljanovic juga memaksa Williams menjalani tie break pada set kedua setelah petenis senior itu memimpin 4-0. Williams menyamakan kedudukan menjadi 1-1, tetapi set kedua satu jam 23 menit yang menguras energi jelas berdampak pada petenis Amerika itu.
Di set penentuan, Tomljanovic dengan cepat membangun keunggulan 5-1 sebelum akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan.